TEMPO Interaktif, Timika - Polisi didesak dapat menangkap pelaku pembunuhan Isodorus Edoway. Isodorus pada Selasa (19/1) tewas setelah dikeroyok belasan orang.
Menurut salah satu keluarga Isodorus, pada Selasa siang sebenarnya pelajar SMP YPPGI Kwamki Lama ini hendak melihat pengumuman di sekolahnya soal kapan proses belajar dimulai. Sejak konflik antarwarga pada 4 Januari 2010, semua persekolahan di Kwamki Lama lumpuh.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Mimika, Karel Gwijangge, Rabu (20/1), mengatakan Isodorus adalah anak sekolah yang tidak terlibat konflik tapi jadi korban pertikaian antar warga. "Isodorus meninggal tidak masuk kelompok yang bertikai. Ini tindakan kriminal. Polisi harus menangkap pelaku," kata Karel.
Karel Gwijangge yang juga warga Suku Amungme mengatakan dalam adat sebenarnya tidak dibenarkan orang saling baku bunuh. "Jaman dulu itu tidak ada agama, tidak ada polisi. Jadi perang itu yang dipilih untuk menyelesaikan masalah. Tetapi sekarang harusnya tidak lagi karena sudah ada agama, polisi dan hukum," kata Karel.
Menurut Karel, sekarang banyak konflik dan kerusuhan pakai istilah perang adat, dan konflik adat sebagai tameng. "Sehingga kalau mereka bunuh orang tidak ditangkap. Itu semua tipuan yang membuat bingung penegak hukum," kata Karel.
Semua kepala perang di Kwamki Lama, kata karel, harus menanggung sendiri denda adat akibat konflik ini. "Tidak ada lagi bantuan dari pemerintah. Tidak boleh ada pos anggaran di APBD untuk bayar-bayar denda itu," kata Karel.
Dihubungi terpisah, Kepala Kepolisian Resor Mimika, Ajun Komisaris Besar Muhammad Sagi, Rabu siang, mengatakan warga yang bertikai mulai hari ini harus menghentikan perang. "Kemarin (Selasa) pemerintah dan Dewan sudah meminta polisi bertindakl tegas. Kalau ada warga yang bawa panah dan perang akan ditangkap," kata Muhammad Sagi.
Menurut Muhammad Sagi, setelah penandatangan kesepakatan damai yang dijadwalkan hari ini, polisi akan menilai semua tindak kekerasan dan pembunuhan sebagai tindakan kriminal. "Potensi konflik tetap ada, tetapi tidak bisa ditolerir lagi. Secepatnya pemerintah dan pihak terkait akan melakukan pendekatan dan sosialisasi hukum," kata Muhammad Sagi.
Jenazah Isodorus yang semula hendak diusung ke DPRD Mimika batal dilakukan. Jenazah kemudian dibawa ke Bandara Mosez Kilangin Mimika untuk diterbangkan ke Paniai.
TJAHJONO EP