TEMPO Interaktif, Sidoarjo - Harga gula pasir yang melonjak tak terkendali memukul industi kue rumahan di Sidoarjo. Seperti industri rumahan kue lumpur Muda-Mudi Jl Hang Tuah Sidoarjo. Akibat kenaikan harga gula pasir ini, keuntungannya menipis. "Keuntungan pas-pasan," kata Said Rowi, pemilik usaha kue lumpur, Rabu (13/1).
Said mengaku berencana menyesuaikan harga kue lantaran naiknya sejumlah bahan dasar kue lumpur ini. Namun, rencana tersebut dibatalkan khawatir para pelanggan akan berkurang.
Sehingga, justru usaha kue yang dirintisnya empat tahun lalu akan merugi. Kini, ia mempekerjakan sekitar 10 pegawai yang juga anggota keluarganya untuk memenuhi pesanan para pelanggannya.
Rata-rata, kebututuhan gula pasir setiap hari mencapai 50 kilogram. Selama sepekan ini, harga gula pasir mencapai Rp 11 ribu, naik dibandingkan sebelum tahun baru sekitar Rp 8.500 per kilogram. Selain itu, sejumlah bahan dasar seperti tepung terigu dan telur juga beranjak naik.
Pelanggan kue lumpur Muda-Mudi berasal dari sekitar Sidoarjo. Namun, belakangan, kue ini juga dijadikan oleh-oleh makanan khas Sidoarjo. Pembeli juga berdatangan dari Surabaya, Jakarta, Kota di Kalimantan, Sulawesi, Batam dan Australia. Omzet penjualannya setiap hari mencapai Rp 5 juta.
Senada dengan Said Rowi, pengusaha kue rumahan di Kauman, Sidoarjo, juga menjerit. Khafidz dan 10 pengusaha kue di kawasan itu kebingungan atas kenaikan gula pasir yang dirasakan dua minggu belakangan ini. Menurut mereka, tak hanya gula pasir yang melambung tapi juga telur. Beruntung, jelas Khafidz, harga tepung terigu sedikit turun Rp 5.000 per sak, semula Rp 160 ribu per sak menjadi Rp 145 ribu per sak.
"Meskipun kami kebingunan mengatasi dampak kenaikan gula, tapi kami dan pengusahan kue rumahan di sini tak berani menaikkan harga, takut pelanggan pada lari," ujar Khafidz yang sehari-hari bersama istrinya membuat kue donat.
Kepala seksi perdagangan Dinas Industri dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo, Tjarda mengatakan hasil pantauannya di sejumlah pasar tradisional harga gula mencapai Rp 10.500-Rp 10.700. Namun, di tingkat pengecer harga gula mencapai Rp 11.000-Rp 12.000. "Harga akan terus melambung jika tak dikendalikan," katanya.
Untuk itu, ia meminta Pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat turun tangan mengendalikan harga gula pasir di pasaran. Alasannya, kini sejumlah pabrik gula di Sidoarjo telah kehabisan persediaan bersamaan dengan berakhirnya musim giling 2009 lalu.
EKO WIDIANTO |CA