“Padahal padi tersebut baru berusia 0-14 hari,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Cilacap, Gunawan, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Jumat (11/12).
Ia menyebutkan total lahan sawah yang terendam banjir mencapai 2.012 hektare. Sedangkan padi yang puso kebanyakan terdapat di Kecamatan Kroya, Adipala, dan Nusawungu.
Gunawan menyebutkan selain padi usia belia, persemaian padi juga ikut mengalami kerusakan. “Persemaian yang hancur akibat banjir yang terjadi sejak akhir pekan lalu mencapai 78 hektare,” jelas dia.
Akibat banjir tersebut, lanjut Gunawan, ribuan petani di Kecamatan Kroya, Adipala, dan Nusawungu menderita kerugian Rp 1,8 miliar. “Kerugian itu akibat padi dan bibit yang puso serta biaya pengolahan sawah. Dengan peristiwa banjir itu, petani harus kembali mengolah sawahnya,
padahal biaya yang dikeluarkan mengolah sawah tidak sedikit, mencapai lebih
dari Rp 1 juta setiap hektare,” kata dia.
Menurut Gunawan, dengan adanya banjir di wilayah timur Cilacap tersebut maka musim tanam menjadi molor. Hal itu juga berdampak pada masa panen yang jelas akan mundur. “Nantinya, kami akan memberikan bantuan benih padi kepada petani yang tanamannya puso. Namun, sebelumnya Pemkab Cilacap bakal mengajukan bantuan ke Pemprov Jateng terlebih dahulu,” ujar Gunawan.
ARIS ANDRIANTO