TEMPO Interaktif, Jakarta -Wartawan Radar Mojokerto, Imron Arlado dipukul orang tak dikenal. "Saya dihadang ditengah jalan terus dipukul," aku Imron kepada Tempo, Selasa (8/12). Dia dipukul di pipi kanannya hingga memar, kemarin (7/12).
Menurutnya insiden itu akibat pemberitaan kasus penjualan bantuan bibit padi dan jagung dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur kepada petani. Dijelaskanya, beberapa waktu lalu dia menulis kasus penjualan pupuk, bantuan pemerintah yang seharusnya dibagi gratis di Dusun Kedung Palang, Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis.
Tapi, oleh oknum anggota kelompok tani, pupuk itu dijual. Akibatnya, banyak masyarakat mengeluh. Menurut dia, sumber berita yang ditulis sudah lengkap. Tapi tetap saja ada pihak yang merasa dirugikan.
Imron ditemani beberapa wartawan pun melaporkan kejadian itu ke Kepolisian Sektor Jetis, Mojokerto. Insiden itu disesalkan salah serorang rekannya, seorang wartawan televisi, Syafik. Menurut dia, polisi harus gerak cepat dalam menangani kasus itu.
Sesuai Undang-undang pers, jika ada pihak yang merasa dirugikan sebaiknya menggunakan hak jawab. "Jangan menggunakan aksi kekerasan seperti itu," sesal Syafik. Kepala Kepolisian Sektor Jetis, Ajun Komisaris Siswinto berjanji akan menyelidiki kasus pemukulan itu.
Dia mengatakan kasus itu adalah kasus penganiayaan, dan sanksinya jelas pidana. Aksi kekerasan tidak bisa ditoleransi. "Kami akan segera melakukan penyelidikan atas kasus itu," tegasnya.
MUHAMMAD TAUFIK