“Dua penderita terakhir ditemukan di Desa Wadanpuro dan Desa Bakalan (Kecamatan Bululawang),” kata Mulyatim Koeswo, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan, Senin (23/11).
Namun, kata dia, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap nyamuk di sekitar rumah penderita tidak ditemukan cacing filaria atau mikrofilaria—merupakan pemicu terjadinya penyakit kaki gajah. Hasil pemeriksaan serupa dari hasil pemeriksaan darah 100 warga di sekitar rumah penderita.
“Dari hasil wawancara dengan sejumlah penderita, misalnya, mereka mengaku terserang penyakit ini sejak lama dan baru tahu kena kaki gajah saat berobat ke pusat kesehatan masyarakat,” kata Mulyatim.
Jumlah penderita sebanyak 29 orang ditemukan dalam kurun 2002 hingga sekarang. Penderita berada di kecamatan Dau, Gedangan, Gondanglegi, Bululawang, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Poncokusumo, Pagak, Dampit, Kepanjen, Ngajum, dan Pujon.
Dari 29 penderita, tujuh orangnya meninggal karena usia tua dan penyakit yang menyerang alat vital. Sedangkan dua orang penderita yang lain kakinya terpaksa diamputasi.
Kendati tidak ditemukan mikrofilaria pada penderita dan warga bukan penderita, Dinas Kesehatan tetap bersiaga penuh untuk mengantisipasi penyebaran penyakit kaki gajah. Pasalnya, karena banyak orang mengira manifestasi klinis menahun penyakit itu berbentuk pembesaran kaki. Padahal, kaki gajah bisa juga terjadi pada organ tubuh lain, termasuk alat kelamin.
Dengan demikian, kata Mulyatim, penderita kaki gajah bisa bertambah lebih banyak lagi. Masalahnya, ia menukas, “Tidak semua penderita mau melaporkan penyakitnya karena malu. Orang yang terkena penyakit kaki gajah sering merasa terkena penyakit kutukan.”
Tindakan pencegahan bertambahnya penderita penyakit kaki gajah digiatkan lewat penyuluhan. Upaya lain yaitu pengambilan sampel darah dengan tetes tebal pada malam hari kepada sejumlah warga di sekitar tempat tinggal penderita penyakit kaki gajah, pemberian salep antijamur, pengobatan massal menggunakan obat DEC (diethil carbamazine citrate) yang dikombinasikan dengan pemberian albendazol, dan parasetamol.
ABDI PURMONO