TEMPO Interaktif, Solo - Batik masuk muatan lokal wajib dalam kurikulum seluruh sekolah di Solo, sebagai respons atas dikukuhkannya batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
"Setelah batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya dunia, kita tidak tinggal diam. Kami menjaga dan melestarikan batik menjadi kebanggaan bangsa-bangsa di dunia," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga ota Surakarta Rakhmat Sutomo, di Solo, Jumat (2/10).
Untuk melestarikan dan menjaga batik agar tetap menjadi warisan budaya dunia, ia menjelaskan masalah batik dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah di Solo. "Untuk pelajaran batik hukumnya wajib sejak Sekolah Dasar (SD) sampai SMA/SMK. Jadi ada mata pelajaran membatik".
Tenaga pengajar diambil dari para guru yang memiliki keterampilan khusus membatik dan sudah mendapat pelatihan. "Kami berharap untuk tahun ajaran 2010 program ini sudah bisa dilaksanakan di semua sekolah tanpa terkecuali," katanya.
Untuk kurikulum ini nantinya sifatnya berjenjang, diantaranya yaitu untuk murid-murid di SD dilakukan dengan pengenalan seluruh ragam atau corak batik dan setelah mereka masuk di SMP mulai praktek membatik dan lulus harus bisa membatik meskipun masih kasar, dan lulus SMA/SMK anak harus bisa membatik dengan sempurna.
ANTARA