Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Akan Bangun Tiga Pabrik Gula Baru

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -  Pemerintah memutuskan akan membangun tiga pabrik gula baru mulai tahun depan. Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Bayu Krisnamurti mengatakan pembangunan tiga pabrik gula baru ini merupakan bagian dari program revitalisasi pabrik gula.

"Pemerintah akan mulai investasi pembangunan pabrik gula baru melalui dana pemerintah multi years," kata Bayu seusai mengikuti rapat koordinasi mengenai gula di kantor Departemen Keuangan, Jakarta, Selasa (1/9).

Rapat itu dihadiri menteri-menteri terkait seperti Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Badan Usaha Milik Negara Sofyan Djalil, Menteri Pertanian Anton Apriyantono dan Menteri Perekonomian Sri Mulyani.

Bayu menjelaskan, dana pembangunan pabrik akan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah akan mengalokasikan dana untuk pembangunan pabrik tersebut mulai 2010.

Pembangunan pabrik, lanjutnya, dimulai pada tahun depan. Lama pembangunan pabrik diperkirakan 18 bulan. Sehingga pada 2011 diperkirakan pabrik gula baru tersebut sudah bisa beroperasi. "Ini merupakan kebutuhan industri gula 2011-2014," ujar Bayu.

Pemerintah, kata dia, belum menentukan nilai investasi maupun skema pembiayaan. "Nanti akan dilihat, apa akan berbentuk subsidi bunga, penyertaan investasi pada BUMN, atau penyertaan modal," tutur Bayu.

Normalnya, pembangunan satu unit pabrik gula dengan kapasitas 10.000 batang tebu per hari (TCD) membutuhkan biaya Rp 1 Triliun - Rp 1,5 triliun. Dia melanjutkan, pabrik tersebut rencananya akan dibangun di Jawa dan luar Jawa.

Menteri BUMN Sofyan Djalil mengatakan pembangunan pabrik gula baru akan lebih efektif untuk meningkatkan produksi gula. Dia menilai, restrukturisasi mesin pabrik gula hanya bersifat tambal sulam, sehingga pembangunan pabrik gula dinilai lebih efektif. "Kalau pemerintah bisa membangun pabrik gula baru, biaya produksi bisa turun," kata Sofyan, pada kesempatan terpisah, seusai rakor di Depkeu.

Dia menjelaskan, dengan pabrik gula baru, biaya produksi gula bisa turun menjadi antara Rp 3.500-4.000 per kg dari biaya produksi sekarang sekitar Rp 5.000 per kg.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Industri Permesinan Departemen Perindustrian Chanty Triharso mengatakan kenaikan harga gula mendorong petani dan produsen untuk meningkatkan produksi, melalui program revitalisasi pabrik gula.

"Harga gula yang naik menjadi saat yang tepat untuk ikut revitalisasi," kata Triharso di Departemen Perindustrian.

Menurut Triharso, awal tahun, saat program ini ditawarkan, masih sepi peminat. "Ketika harga gula rendah, mereka tidak tertarik ikut revitalisasi karena tidak punya margin," katanya.

Data Departemen Perindustrian per 1 September 2009, sebanyak 7 perusahaan gula telah mendaftar. Total, ada 33 pabrik yang mengajukan ikut serta program restrukturisasi mesin pabrik gula.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Padahal, saat program ini dibuka pada Maret lalu, sepi peminatnya. Menurut Triharso, peningkatan pendaftar mulai terlihat pada Juli lalu. "Saya sendiri terkejut dengan fenomena ini," ujarnya.

Dari 7 perusahaan dengan total 33 pabrik tersebut, total investasi pembelian mesin dan peralatan sekitar Rp 574 miliar.

Dalam program ini, Departemen Perindustrian mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar untuk pembelian mesin dan peralatan produksi. Skemanya, pemerintah memberikan bantuan dana sekitar 10 persen dari investasi pembelian peralatan dan mesin produksi pabrik gula. Masing-masing perusahaan mendapatkan dana restrukturisasi maksimal Rp 10 miliar. Sehingga, dari 7 perusahaan tersebut, dana yang diperkirakan terpakai sekitar Rp 36,2 miliar.

Pemerintah akan melakukan verifikasi terlebih dulu sebelum pencairan dana. Ini untuk melihat apakah mesin dan peralatan yang dibeli sesuai dengan persyaratan. Antara lain, mesin harus buatan dalam negeri, bukan barang bekas, bukan peralatan pendukung tapi peralatan untuk proses produksi, dan bukan barang impor. Proses verifikasi diperkirakan membutuhkan waktu satu bulan.

Triharso memperkirakan dana restrukturisasi tersebut bisa cair pada Oktober dan November.

Meski realisasi dana restrukturisasi diperkirakan hanya sekitar Rp 36,2 miliar dari Rp 50 miliar, kata Triharso, pihaknya enggan memperpanjang pendaftaran yang telah berakhir 31 Agustus lalu. Pasalnya, waktu verifikasi saja butuh waktu satu bulan. Pihaknya tak ingin program ini molor realisasinya.

Adapun, restrukturisasi mesin dan peralatan pabrik gula bertujuan untuk meningkatkan kinerja pabrik gula dalam rangka mendukung revitalisasi pabrik gula menuju swasembada gula. Revitalisasi pabrik gula diikuti oleh produsen gula seperti PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Triharao menjelaskan, dalam program revitalisasi, modernisasi mesin di pabrik diperkuat juga dengan peningkatan produksi, ekstensifikasi dan intensifikasi di lahan perkebunan. Melalui program penggantian mesin lama dengan mesin baru, kata dia, diharapkan bisa menambah produksi gula putih sebanyak satu juta ton pada 2009.

Dia melanjutkan, tahun depan Departemen Perindustrian mengajukan usulan alokasi dana restrukturisasi mesin pabrik gula sekitar Rp 25 miliar. Angka ini lebih kecil dibanding dana tahun ini. "Tahun depan kan tinggal sisa perusahaan yang belum," ujar Triharso.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian, Achmad Manggabarani mengatakan program revitalisasi pabrik gula diharapkan bisa meningkatkan produksi gula putih menjadi 3,3 juta ton dari produksi pabrik gula putih saat ini 2,8 juta ton. Dia memperkirakan peningkatan produksi gula putih ini akan terlihat dua tahun setelah revitalisasi dimulai, atau pada 2011.


NIEKE INDRIETTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Petani tebu dari berbagai daerah di Indonesia menaburkan gula import saat aksi demo didepan istana negara, 28 Agustus 2017. Petani tersebut menuntut harga gula yang merosot tajam rata-rata Rp 9.000-9.500/kg, jauh dibandingkan tahun 2016 yang rata-rata Rp 11.000-11.500/kg. TEMPO/Rizki Putra
Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).


Cerita Pabrik Gula Milik BUMN yang Berumur Lebih dari Satu Abad

5 Juni 2017

Suasana pabrik gula Colomadu lengang pada hari biasa, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. TEMPO/Tulus Wijanarko
Cerita Pabrik Gula Milik BUMN yang Berumur Lebih dari Satu Abad

Sebanyak 74 persen pabrik gula BUMN berusia lebih dari satu abad. Sudah tidak efisien dan perlu peremajaan. Benih tebu baru juga mahal harganya.


PTPN XIII Siapkan Rp 330 Miliar untuk Revitalisasi Pabrik

25 Mei 2017

Pekerja menyortir kelapa sawit yang akan dikirim ke pabrik CPO di kawasan PTPN VIII di Cigudeg, Bogor.  dok Tempo/Arie Basuki
PTPN XIII Siapkan Rp 330 Miliar untuk Revitalisasi Pabrik

Perbaikan pabrik ini bertujuan meningkatkan utilisasi pabrik-pabrik pengolahan yang telah dibangun sejak 1980-an tersebut.


Pemerintah Tetapkan HET Gula Rp 12.500 per Kilogram  

16 Januari 2017

Seorang pedagang sedang menimbang gula pasir di Pasar Senen, Jakarta, Senin (28/12). Menjelang tutup tahun ini, harga gula pasir naik sekitar Rp 2.000 dari kisaran harga Rp 9-10 ribu beranjak menjadi Rp 11-12 ribu. TEMPO/Dinul Mubarok
Pemerintah Tetapkan HET Gula Rp 12.500 per Kilogram  

Penetapan HET dilakukan dengan sudah mempertimbangkan keuntungan yang harus didapat sektor usaha.


Revitalisasi Tiga Pabrik Gula Butuh Investasi Rp 520 Miliar  

16 Oktober 2015

Ilustrsi pabrik gula. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Revitalisasi Tiga Pabrik Gula Butuh Investasi Rp 520 Miliar  

PT PG Rajawali II akan merevitalisasi tiga pabrik gula (PG) dengan kebutuhan investasi sekitar Rp 520 miliar.


RNI Bangun Pabrik Bioetanol Rp 200 Miliar  

16 Oktober 2015

Gedung Rajawali Nusantara Indonesia di kawasan Mega Kuningan, Jakarta. TEMPO/Adri Irianto
RNI Bangun Pabrik Bioetanol Rp 200 Miliar  

RNI akan menghasilkan bioetanol setara bahan bakar minyak.


Kemenperin Alihkan Anggaran Gula untuk Industri Agro

22 Agustus 2015

Sejumlah buruh mengangkut tebu hasil panen untuk dikirim ke pabrik gula saat musim giling perdana tahun ini di kelurahan Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Selasa (29/5). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Kemenperin Alihkan Anggaran Gula untuk Industri Agro

Anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk revitalisasi pabrik gula PT Perkebunan Nusantara III dari Kementerian Perindustrian.


Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya

28 Juli 2015

Sejumlah buruh mengangkut tebu hasil panen untuk dikirim ke pabrik gula saat musim giling perdana tahun ini di kelurahan Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Selasa (29/5). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Investor Gula Siap Masuk Sulawesi Selatan, Ini Syaratnya

Menteri Perindustrian Saleh Husin menuturkan ketersediaan dan kesiapan lahan bakal lebih mempercepat realisasi rencana pembangunan pabrik gula kristal putih.


Revitalisasi Pabrik Gula Butuh Dana Rp 25 Triliun  

26 Maret 2015

Seorang pekerja melakukan pengecekan kereta lori pengangkut tebu di Pabrik Gula Rendeng, Kudus, Jateng, Senin (21/5). ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Revitalisasi Pabrik Gula Butuh Dana Rp 25 Triliun  

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan kondisi
pabrik-pabrik gula di Jawa Tengah sangat memprihatinkan.


Membangkitkan Pergulaan Kita

21 Januari 2015

Membangkitkan Pergulaan Kita

Bank Dunia memperkirakan bahwa harga riil gula di pasar dunia (dolar Amerika 2010) pada 2025 akan turun dari US$ 0,37 per kilogram pada 2013 menjadi US$ 0,28 per kilogram. Dengan nilai kurs US$ 1 sama dengan Rp 12.605 saat tulisan ini disusun, harga gula per kilogram di pasar internasional pada 2025 adalah Rp 3.529. Sangat murah!