TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat atau KPU Jabar telah menetapkan nomor urut kepada empat pasangan calon yang akan bersaing di Pilkada Jabar 2024. Keempat pasangan tersebut akan melaksanakan masa kampanye mulai tanggal 25 September 2024 sampai 23 November 2024.
Beberapa di antaranya, telah mengemukakan berbagai macam strategi yang akan dilakukan selama kampanye di Pilkada 2024 nanti. Lalu apa saja program-program yang mereka sampaikan kepada khalayak publik:
1. Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina
Pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jabar Acep Adang Ruchiat-Gitalis Dwi Natarina atau Gita KDI menegaskan dukungan pada penyelenggara pemilu untuk melaksanakan Pilkada 2024 secara jujur dan aman.
"Kami mendukung sepenuhnya kepada pelaksana pemilu agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dalam kondisi yang jujur, aman dan bermartabat. Kami menolak proses pemilihan berlandaskan uang, hoaks dan adu domba," kata Acep di Bandung, Selasa, 24 September 2024 yang dikutip dari Antara.
Acep Adang menjelaskan bahwa dalam Pilgub Jabar 2024 bahwa Jawa Barat harus Bahagia, yang dilihat dalam aspek pendidikan dan kesehatan keluarga utamanya ibu dan anak.
Kemudian, bahagia untuk satu profesi yang disebut selama ini tidak diperhatikan pemerintah yakni guru mengaji yang selama ini hanya mengandalkan iuran masyarakat yang rata-rata mendapat sampai Rp300 ribu per bulan.
"Jadi ini akan kita tingkatkan sehingga hidup layak dan bisa sejahtera dengan insentif Rp500 ribu-Rp1 juta di seluruh Jabar. Kemudian Kewirausahaan kami akan programkan Insentif modal kerja Rp10-15 juta per orang," ujarnya.
Sementara itu, Gita mengungkapkan bahwa untuk pendidikan, pihaknya akan memberikan beasiswa SD, SMP, SMA.
2. Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja mengungkapkan bahwa mereka berharap masa kampanye yang dijalankan selama dua bulan pada 25 September-24 November 2024, harus menjadi kompetisi yang adil, sportif, dan sehat.
Jeje-Ronal yang dipastikan dapat nomor urut dua dalam Pilgub Jabar 2024, mengatakan bahwa mereka menargetkan bisa mengikis kesenjangan antar daerah dalam dua tahun.
"Pada tahun pertama ada tiga aspek yakni pendidikan kesehatan dan infrastruktur. Kemudian pada tahun kedua terkait ekspor, UMKM, pertanian, petani dan lainnya," ujar Jeje selepas deklarasi damai di Bandung, Selasa, 24 September 2024, yang dikutip dari Antara.
Menurut Jeje tujuannya adalah wilayah-wilayah kota/kabupaten bahkan sampai tingkat kecamatan dan desa semakin baik, yang efeknya akan membuat provinsi Jabar juga baik.
"Selama ini ada gap misal Bandung Raya, Rebana dan Jabar Selatan ini ada kesenjangan. Kuncinya di wilayah karena mereka yang punya rakyat, sehingga kami ke depan ingin tajamkan komunikasi dan koordinasi dengan daerah tujuannya untuk membantu memajukan daerah tersebut. Karena kalau daerah bagus, maka provinsi bagus," tutur Jeje.
3. Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie
Pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie mengatakan akan menjalankan strategi sinergis antarpartai koalisi dalam menghadapi koalisi gemuk di pemilihan gubernur Jawa Barat atau Pilgub Jabar 2024.
Syaikhu-Ilham yang diusung Partai Keadilan Sejahtera (PS), Nasdem, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menghadapi Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan yang diusung Golkar, Demokrat, Gerindra, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Amanat Nasional serta hampir semua partai nonparlemen seperti Partai Buruh, Partai Bulan Bintang, Gelora, dan Perindo.
“Oleh karena itu, nanti antara partai politiknya akan merumuskan secara mendalam, sehingga insyaallah dari tiga partai pengusung ini akan betul-betul bisa bersinergi satu sama lain,” ujar Syaikhu di Gedung KPU Jabar, Kamis, 29 Agustus 2024 seperti dikutip Antara.
4. Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan
Bakal calon gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta tim pemenangan pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan tidak menggunakan buzzer untuk menyerang pasangan lain pada pemilihan gubernur atau Pilgub Jabar 2024.
“Tim pemenangan kita tidak boleh menyerang orang lain, tidak boleh menggunakan buzzer untuk men-downgrade orang lain, enggak boleh. Kalau kita diserang silakan, kita hanya bertahan saja dan tidak akan menyerang,” kata Dedi di Subang, Jawa Barat pada Sabtu, 7 September 2024.
Dedi meminta tim pemenangannya tidak menggunakan buzzer untuk menyerang pasangan lain karena dia mengakui, dengan waktu kampanye singkat, kampanye hitam diprediksi akan bermunculan.
MYESHA FATINA RACHMAN | SAPTO YUNUS
Pilihan Editor: Dedi Mulyadi Ungkap Alasan Tunjuk Sule Jadi Jubir Tim Pemenangan