TEMPO.CO, Jakarta - Aktor sekaligus pembaca acara, Raffi Ahmad, baru saja mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa atau doktor kehormatan dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) di Thailand. Namun, warganet mempertanyakan keabsahan UIPM sebagai institusi perguruan tinggi.
Sebelumnya, kabar penerimaan gelar tersebut disampaikan oleh Raffi Ahmad melalui Instagram pribadinya pada Jumat, 27 September 2024. “Merupakan suatu kehormatan serta kebanggaan bagi saya menerima gelar kehormatan di bidang ‘Event Management and Global Digital Development’ atas kontribusi saya selama puluhan tahun dalam pengembangan industri hiburan konvensional, offline, serta digital di Indonesia,” tulis Raffi dalam unggahan tersebut.
Melansir peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013, gelar ini diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau kemanusiaan dan dinilai memiliki kontribusi besar terhadap masyarakat atau dunia dalam bidang yang relevan dengan fokus akademik institusi pemberi penghargaan.
Namun, kabar ini justru memicu kecurigaan mengenai keabsahan UIPM sebagai perguruan tinggi. Dalam laman uipm-world.org, tercatat bahwa UIPM memiliki kantor di Rusia, Amerika Serikat, dan Indonesia. Selain itu, UIPM mengatakan mereka menyediakan pembelajaran jarak jauh yang sepenuhnya dilakukan secara daring.
Salah satu warganet Indonesia yang tinggal di Bangkok mengunggah video ketika ia mengunjungi lokasi UIPM Thailand lewat akun pribadinya @IbrahimNiar di platform X. Sesuai keterangan resmi, alamat kampus Thailand terletak di Vibhavadi Rangsit 64 Yeak 3 Alley. Namun ketika didatangi, di lokasi tersebut hanya ada perhotelan.
Kemudian, warganet dengan nama akun @mazzini_gsp juga mempertanyakan akreditasi UIP yang didapatkan dari Sovereign Knightly Order of the Kingdom of Prussia. Dalam unggahannya di X, Mazzini mempertanyakan bagaimana bisa kampus tersebut mendapatkan akreditasi dari sebuah kerajaan yang sudah tidak ada lagi. Dia pun mengajak salah satu pendiri UIPM, Rantastia Nur Alangkan, debat.
“Begini aja deh, saya pribadi mengajak diskusi dan debat terbuka Prof. (H.C) Dr. Lt. Gen Rantastia Nur Alangan sebagai pendiri UIPM,” kata Mazzini lewat akun pribadinya, dikutip Selasa, 1 Oktober 2024.
Menurut laman resmi UIPM, dikatakan pula bahwa institusi ini menyediakan pembelajaran jarak jauh yang sepenuhnya dilakukan secara daring. Selain itu, dikatakan pula bahwa UIPM sudah terakreditasi sebagai institutsi perguruan tinggi internasional oleh Quality Assurance in Pre-tertiary and Higher Education (QAHE).
QAHE merupakan agensi akreditasi swasta yang berbasis di Amerika Serikat. Pantauan Tempo, dalam situs qahe.org.uk, UIPM memang terdaftar sebagai salah satu institusi yang telah terakreditasi oleh QAHE. Akreditasi ini berlaku dari 17 Februari 2024 hingga 16 Januari 2025.
Selain itu, UIPM juga menyatakan terafiliasi dengan Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai lembaga non-pemerintah yang memiliki status consultative status. Artinya, UIPM terdaftar sebagai NGO yang memiliki akses untuk menghadiri berbagai kegiatan Dewan Ekonomi dan Sosial.
Sementara itu di Indonesia, berdasarkan pantauan Tempo, UIPM belum terdaftar di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) maupun Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Tempo telah mencoba menghubungi Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Abdul Haris, untuk meminta konfirmasi perihal status UIPM. Tetapi sampai berita ini ditulis, yang bersangkutan belum membalas pesan Tempo.
Pilihan editor: Profil dan Harta Annisa Mahesa, Anggota DPR Termuda yang Berusia 23 Tahun