TEMPO.CO, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memutar sebuah video talkshow berisi pernyataan Presiden Keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam acara silaturahmi kebangsaan dengan keluarga Gus Dur, Ahad 29 September 2024. Dalam video itu, Gus Dur menilai Prabowo Subianto merupakan sosok yang paling ikhlas.
Video itu menampilkan Gus Dur ketika diwawancarai oleh Andy F Noya dalam program Kick Andy. Wawancara itu dilakukan sebelum Pemilihan Presiden 2009.
Andy kala itu meminta Gus Dur menilai kandidat paling kuat. Andy menawarkan sejumlah nama, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subianto. Gus Dur lantas memilih Prabowo karena dianggap sosok paling ikhlas.
"Banyaklah yang saya pikir itu menunjukkan bagaimana dia ikhlas gitu kepada rakyat Indonesia," kata Gus Dur dalam rekaman video itu yang ditayangkan di Lantai 2 Gedung IV, komplek DPR/MPR itu.
Video itu ditayangkan di hadapan istri Gus Dur, Sinta Nuriyah, dan keempat anaknya. Keempat anak Gus Dur yang hadir adalah Yenny Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, Anita Hayatunnufus Wahid, dan Inayah Wulandari Wahid. Selain keluarga Gus Dur, hadir juga para kerabat Gus Dur.
Adapun kedatangan Keluarga Gus Dur untuk menerima surat penegasan Ketetapan atau TAP MPR Nomor II/MPR/2001 mengenai pertanggungjawaban Presiden Abdurrahman Wahid yang isinya pemberhentian Gus Dur sebagai presiden tidak berlaku lagi.
Bamsoet mengatakan, alasan menayangkan video tersebut untuk mengenang sosok Gus Dur yang memiliki pandangan jauh ke depan. "Barangkali dapat menggugah memori kolektif kita mengenang beliau, dan kita juga tahu, itulah kelebihan beliau, bagaimana beliau melihat jauh ke depan, siapa yang akan memimpin hari ini, beliau sudah ucapkan beberapa puluh tahun yang lalu," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu.
Bagi Bamsoet, Gus Dur merupakan pemimpin bangsa yang unik. Ia juga memiliki kharisma bahkan memiliki indera keenam. "Gus Dur memang unik, ia manusia multi dimensi, penuh karisma yang diyakini sebagian umat sebagai pemilik indera keenam yang kemudian mampu melihat hal-hal yang tak mampu dilihat mata orang biasa," kata Bamsoet.
Di kesempatan itu pula, Sinta Nuriyah mengapresiasi MPR karena telah mencabut TAP MPR. Menurut Sinta, TAP MPR itu selama ini menempatkan Gus Dur sebagai pelanggar konstitusi. Ia berharap, pencabutan TAP MPR ini bisa memulihkan nama baik Gus Dur. "Kami harap ini menjadi langkah awal sebagai landasan hukum bagi kepentingan rehabilitasi nama baik Gus Dur ke depan nanti," kata Sinta saat memberikan sambutannya.
Sebelumnya, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebelumnya mengajukan permohonan kepada Pimpinan MPR untuk menerbitkan surat penegasan administratif bahwa Ketetapan MPR Nomor II/MPR/2001 tentang Pertanggungjawaban atau Pemberhentian Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sudah tidak berlaku lagi.
Surat itu diterima oleh MPR. MPR lantas mengeluarkan penegasan abgwa Tap MPR nomor II/MPR/2001 tentang pertanggungjawaban presiden RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) kedudukannya resmi tak berlaku lagi. Hal itu ditegaskan dalam Sidang Paripurna MPR pada Rabu 25 September 2024.
"Surat dari fraksi PKB perihal kedudukan ketetapan MPR nomor 2/MPR 2001 tentang pertanggung jawaban presiden KH Abdurrahman Wahid. Berdasarkan kesepakatan rapat gabungan MPR dengan pimpinan fraksi kelompok DPD pada tanggal 23 September yang lalu, pimpinan MPR menegaskan ketetapan MPR Nomor 2/MPR 2001, tentang pertanggung jawaban presiden RI KH Abdurrahman Wahid saat ini kedudukan hukumnya tidak berlaku lagi," kata Bamsoet di rapat paripurna, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu.
Pilihan Editor: Istri Gus Dur Minta Kurikulum Mengenai Sejarah TAP MPR soal Gus Dur Ditarik