TEMPO Interaktif, BANDUNG - Dugaan Tim Infeksi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung atas pasien berinisial M meleset. Lelaki pegawai toko kudapan berusia 21 tahun itu semula dicurigai mengidap flu burung. "Tidak seperti flu burung, sepertinya H1N1 (flu babi)," kata juru bicara tim dokter Primal Sujana di RSHS, Senin, (10/8).
Menurut Primal, M saat masuk RSHS mengalami demam, sesak nafas, dan ada radang hebat pada kedua belah paru-parunya. "Pengalaman kita, gejala seperti itu (dengan pneumonia) adalah flu burung," katanya. Namun kondisi lelaki asal Brebes, Jawa Tengah itu bisa membaik dengan cepat. Karena itulah ia diduga menderita flu babi. Hasil uji sampel darah dan apusnya sampai Senin siang ini belum keluar dari Balitbangkes, Jakarta.
Saat ini, kata Primal, M masih dirawat dengan batuan ventilator atau alat bantu pernafasan. Suhunya sudah kembali normal, begitu pula tekanan darah dan detak nadinya. Pasien itu dirawat sejak Kamis pekan lalu setelah dirujuk RS Immanuel, Bandung.
Ayah M, Nurcholis yang ditemui Tempo di ruang tunggu kamar Flamboyan mengatakan, anak ketiganya itu tidak memiliki riwayat penyakit berat sejak kecil. "Sakitnya pas (kerja) di sini saja," katanya. Dia pun mengaku belum tahu pasti sakit anaknya dari dokter.
Selain M, ruang Flamboyan RSHS juga merawat seorang pasien bocah lelaki dengan gejala radang paru-paru atau pneumonia. S, berusia 4 tahun, masuk Sabtu pekan lalu dengan keluhan, demam dan sesak nafas. "Cenderung ke gagal nafas jadi dimasukkan ke ventilator," kata Primal.
Sampai pagi tadi, kata dokter penyakit dalam itu, kondisi pasien bocah tersebut masih buruk karena belum bisa bernafas sendiri. Dokter anak memberikan obat penidur agar pasien tenang sambil diberi bantuan pernafasan dengan ventilator. Dari keterangan keluarga, katanya, anak itu telah sesak dan batuk dalam beberapa bulan ini.
Dugaan terkena flu babi karena pasien ada kontak dengan bibinya yang baru pulang dari Singapura. "Bibinya sendiri tidak sakit," katanya. Kedua pasien tersebut tinggal di Kota Bandung.
ANWAR SISWADI