INFO NASIONAL - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey mengatakan, berbicara politik pasti selalu dianggap bahwa politik itu kotor. Karena itu, Olly menulis dua buah buku yang berjudul 'Menjawab Panggilan', agar masyarakat tahu bahwa dengan menjadi politikus dapat melakukan sesuatu.
"Contohnya, salah satu kebijakan seorang politik dalam membela masyarakat. Misalnya ada keluhan masyarakat di daerah terpencil yang selama ini infrastrukturnya tidak ada. Nah, karena dia seorang politik dia bisa berbicara langsung dengan pengambil keputusan dan ini bisa dilakukan," kata Olly.
Baca juga:
Hal itu dilakukan saat dirinya menjadi Ketua Badan Anggaran di Jakarta. Saat itu Pulau Sangihe tidak ada jalan, tapi kini semua pulau di Sulawesi Utara sudah ada jalan lingkar. "Makanya anak muda jangan anti politik, harus tahu apa yang harus dilakukan, tapi lakukanlah politik itu dengan baik, jangan yang tidak baik," ujarnya.
Dalam buku 'Menjawab Panggilan', Olly banyak menceritakan saat dirinya menjadi anggota DPR dan apa yang diperbuatnya untuk Sulawesi Utara. Salah satunya saat Kota Manado dilanda banjir total pada 2014 lalu.
"Waktu itu saya bersama ibu Puan Maharani ke Manado melihat kondisi Kota Manado, terus besoknya saya ketemu Menteri PU saya bilang harus bangun bendungan, langsung buat bendungan. Nah sekarang Kota Manado tidak ada banjir lagi," ujar Olly.
Olly menjelaskan, 'Menjawab Panggilan' itu salah satunya adalah menjawab panggilan masyarakat Kota Manado yang saat itu tidak ada aktivitas karena semua merenungi apa yang menimpa mereka. "Itu baru satu satu contoh menjawab panggilan masyarakat, belum lagi hal-hal lain yang berdampak sangat positif bagi masyarakat," kata Bendahara Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) ini.
Olly menegaskan, saat ini di Manado pun sudah banyak perubahan. "Itu karena keputusan politik dan pemimpinnya yang mengubah Kota Manado suapaya anak muda boleh duduk-duduk jadi daerah romantis. Jadi tidak semua politik itu tidak baik, kalau ada yang tidak baik itu bukan politiknya tapi orangnya. Nah kalau orangnya baik pasti akan berhasil," ujarnya.
Olly pun bercerita awal dirinya masuk politik adalah saat Pemilu 1982. Saat itu, Olly yang masih duduk di bangku SMA menjadi saksi di TPS dari PDI (sebelum berganti PDI Perjuangan). "Saya menyadari bahwa untuk terjun ke politik itu harus mapan dulu, kalau tidak, idealisme kandas di perut, makanya dari situ saya harus menamatkan sekolah saya, saya harus bekerja dan setelah merasa mampu dan mapan baru saya terjun secara full di politik," ucapnya.
Kemudian, pada 1999 Olly memutuskan untuk mengikuti calon legislatif, tapi gagal. Olly pun mencalonkan DPR, tapi tidak terpilih juga. "Tapi saya tidak patah semangat dan harus terus konsisten, kemudian ternyata pada 2004 saya jadi anggota DPR RI," kata dia.
Olly mengaku tidak ada penyesalan dalam dirinya, karena apa yang dia kerjakan untuk masyarakat. "Jadi itulah panggilan, panggilan itu makanya saya mau terjun di politik, karena saya kalau di politik saya bisa melakukan apa yang menjadi keinginan masyarakat".
Atas dasar prinsip itu, banyak hal yang dilakukan Olly untuk masyarakat khususnya masyarakat Sulawesi Utara. "Setelah sebelas tahun saya menjadi anggota DPR baru saya diminta jadi eksekutif. Saya sangat berterima kasih karena dapat pasangan Wakil Gubenur Pak Steven Kandouw, karena sama-sama menjalankan program dengan baik sehingga 10 tahun kita bisa melaksanakan dua periode ini dengan baik," ujarnya.
Olly pun berpesan untuk generasi muda atau masyarakat yang terjun politim untuk konsisten terhadap apa yang menjadi pilihannya. "Jangan jadi kutu loncat, kalau kita konsisten dengan pilihan hidup kita pasti semua akan berhasil. Tapi, sekali kita tidak konsisten pasti akan gagal," kata Olly. (*)