TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia ingin menjadi bagian dari solusi di tengah dunia yang penuh tantangan. Jokowi mengatakan negara berkembang paling terdampak dari fragmentasi global yang semakin melebar.
Jokowi menyampaikan ini dalam Joint Leaders’ Session Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLF MSP) dan Indonesia Africa Forum Ke-2 di Bali, 2 September 2024. Presiden Jokowi menekankan pentingnya kerja sama Selatan-Selatan.
Istilah Selatan didefinisikan sebagai wilayah-wilayah di dunia yang mempunyai kesamaan sejarah politik, sosial, dan ekonomi yang berakar pada kesenjangan yang terjadi di masa kolonial atau imperialis.
“Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan global south sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan keadilan dan solidaritas, dalam mempercepat pencapaian SDGs," kata Jokowi.
Komitmen ini, klaim Jokowi, konsisten diusung Indonesia sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun yang lalu. Eks Gubernur Jakarta ini mengatakan semangat multilateralisme jangan dikesampingkan di tengah ketegangan geopolitik.
Kepala negara mengatakan saat ini di mana-mana terjadi perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum membaik hingga persaingan yang menimbulkan korban banyak serta mengganggu rantai pasok global.
Jokowi menyoroti waktu yang tersisa untuk dunia mencapai Sustainable and Development Goals (SDGs) hanya tinggal tersisa enam tahun, dengan capaian 17 persen. Oleh sebab itu, pendekatan baru, kata dia perlu dijalankan.
Selain memberikan penekanan pada peran Indonesia sebagai ‘bridge builder’, Jokowi juga menyampaikan tiga poin lain. Yaitu target SDGs yang harus tetap menjadi fokus, meningkatkan pentingnya kemitraan inklusif termasuk dengan negara-negara Afrika, dan mempertebal lagi kerja sama global untuk meningkatkan kerja sama Selatan-Selatan.
“Untuk meningkatkan kerja sama Utara-Selatan, sehingga kita dapat saling melengkapi, dapat saling bahu-membahu dalam mengatasi tantangan tantangan global,” kata Jokowi.
Rangkaian IAF dan MSP dihadiri oleh lebih dari 1.400 peserta. Tidak hanya melibatkan para kepala negara dan menteri, tetapi juga sektor swasta dan BUMN, serta akan fokus kepada topik seperti energi, kesehatan, ketahanan pangan, dan juga pertambangan.