TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menepis kabar keretakan hubungan Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Saya kira enggak ada keretakan. Mereka selalu kompak selama ini. Berbagai kebijakan pemerintahan presiden dan Pak Prabowo ke depan proses transisinya kan sudah sangat baik," kata Ace di Kantor DPP Golkar, Jakarta Barat, pada Selasa, 27 Agustus 2024.
Ace mengatakan hubungan Prabowo dan Jokowi saat ini cukup kompak. "Berbagai program Presiden Prabowo-Gibran diakomodasi di RAPBN 2025. Jadi saya kira enggak ada keretakan, solid," tutur dia.
Kabar keretakan itu ditulis Koran Tempo edisi Selasa, 27 Agustus 2024. Keretakan itu bermula setelah aksi unjuk rasa di kantor DPR pada Kamis, 22 Agustus 2024. Unjuk rasa yang melibatkan mahasiswa hingga buruh itu menolak putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXI/2024.
MK menyatakan syarat usia 30 tahun bagi calon kepala daerah dihitung saat mendaftarkan diri, bukan saat pelantikan. Keputusan itu menutup peluang Kaesang Pangerap, anak bungsu Jokowi, maju di Pilkada 2024. Sebab, Kaesang baru genap berusia 30 tahun pada Desember 2024.
Narasumber dari kubu Prabowo-Gibran membeberkan Jokowi sempat memanggil Prabowo ke Istana pada Kamis, 22 Agustus 2024. Dalam pertemuan itu, Jokowi meminta pendapat Prabowo soal dinamika politik yang memanas sehubung dengan pembahasan Revisi Undang-Undang Pilkada di Badan Legislatif (Baleg) DPR.
Menurut sumber itu Prabowo menyarankan Jokowi tidak memaksakan Kaesang Pangarep berlaga pada Pilkada 2024. Prabowo tidak ingin terkena imbas gelombang unjuk rasa yang meluas karena DPR mengabaikan putusan MK, untuk membuka jalan Kaesang maju di Pilkada 2024.
Saat hadir dalam penutupan Kongres Partai Amanat Nasional paad Sabtu lalu, Prabowo pun menyinggung soal ada pihak yang haus kekuasaan, yang berpotensi merugikan rakyat dan bangsa ini. "Mereka yang haus kekuasaan dapat merugikan dan mengganggu bangsa ini," kata Prabowo dalam acara penutupan Kongres PAN.
Seorang politikus Gerindra mengatakan pidato Prabowo itu muncul dari hati mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu. Prabowo, kata dia, berpidato kerena menyimpan kekecewaan terhadap dinamika politik belakangan ini. "Pidato itu bukan dari teks yang disiapkan," ujarnya.
Namun, dalam acara yang sama, Prabowo juga membantah isu keretakan hubungannya dengan Jokowi. "Prabowo dan Jokowi sudah retak, retaknya gimana. Selalu mau mengadu domba. Kalau yang itu agak jengkel tapi kita ya sudah biarin aja lah," kata Prabowo.
Andi Adam Faturrahman berkontribusi dalam tulisan ini.
Pilihan editor: Gempa Yogyakarta Tadi Malam, Puluhan Rumah Rusak