TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengunjungi kediaman presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara IV, Jakarta Selatan pada Kamis sore, 15 Agustus 2024.
Pantauan Tempo di lokasi, Surya tiba di rumah Prabowo pada sekitar jam 16.18 WIB. Politikus Partai NasDem sekaligus eks Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat ikut menemani Surya dalam kunjungan kali ini.
Surya mengenakan kemeja putih berjas hitam, sementara Viktor memakai kemeja berwarna sama dengan jas biru tua. Keduanya tiba menggunakan kendaraan mobil Lexus hitam berpelat B 1788 ASC.
Surya tidak mengungkapkan jelas tujuan kunjungannya ke rumah pribadi sang Menteri Pertahanan. "Ada. Nanti kita lihat pembicaraannya," kata Surya saat tiba di lokasi.
Sesaat sebelum Surya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani tiba lebih dulu pada jam 16.15 WIB. Muzani juga tak menjawab pertanyaan wartawan soal tujuan pertemuan para elite Gerindra dan NasDem petang ini.
Prabowo sendiri tiba belakangan di rumahnya. Dia baru sampai di Jalan Kertanegara IV kira-kira lima menit setelah Surya tiba.
Setelah Prabowo, Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad juga tiba di lokasi. Dasco langsung berjalan cepat memasuki pekarangan rumah Prabowo usai turun dari mobil yang dia tumpangi. Dasco mengabaikan pertanyaan wartawan soal pertemuan dengan Surya Paloh.
Pertemuan para petinggi NasDem dan Gerindra masih berlangsung hingga berita ini ditulis. Belum diketahui apa yang menjadi topik pembicaraan mereka.
Sebelum ini, Surya juga sempat mengunjungi Prabowo di Jalan Kertanegara IV pada Kamis, 25 April 2024. Ketika itu, Surya menyatakan partainya siap untuk mendukung pemerintahan di bawah kepemimpinan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Kesempatan, dorongan, keinginan, spirit, mengajak, untuk bersama dengan pemerintahan saya pikir itu lebih baik. Inilah pilihan saya, pilihan NasDem,” ujar dia seusai pertemuan sore itu.
Paloh mengaku sudah melewati proses perenungan yang panjang sebelum memutuskan hal tersebut. Kontemplasi telah dilakukan dengan kejujuran hati dan rasionalitas yang dia miliki.
“Beroposisi bisa setiap saat, tapi bekerja membantu pemerintahan itu dibutuhkan juga suatu semangat, suatu spirit, dan keikhlasan hati yang mengedepankan objektivitas yang tetap menjaga nalar dan daya kritis,” tuturnya.
Partai NasDem tidak mendukung Prabowo dalam gelaran Pilpres 2024 lalu. NasDem mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang kemudian kalah dari Prabowo-Gibran.
Pilihan Editor: Jokowi: Prabowo Ingin Mempercepat Pembangunan IKN hingga Polemik Klaim Kualitas Udara