TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi membantah ada cawe-cawe dalam proses mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Jokowi mengatakan itu merupakan urusan internal partai berlogo pohon beringin.
“Urusan Airlangga urusan internal partai, ada proses dan mekanisme. Ditanya ke Golkar dan Pak Airlangga, jangan saya campuri urusan partai. Tidak ada (cawe-cawe),” kata Jokowi di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, pada Selasa, 13 Agustus 2024, dikutip dari audio yang diterima Tempo.
Koran Tempo pada 4 Maret 2024, pernah mewartakan manuver Bahlil Lahadalia merebut kursi Ketua Umum Partai Golkar dari Airlangga. Langkah Bahlil itu disebut-sebut atas restu Presiden Jokowi. Skenario Bahlil mengambil alih Golkar, memungkinkan Jokowi untuk menjadi Ketua Dewan Pembina partai beringin.
Bahlil sempat bertemu dengan Presiden Jokowi pada pada Jumat, 9 Agustus 2024, satu hari sebelum Airlangga Hartarto mundur. Namun, Bahlil tidak menjelaskan spesifik apa isi pertemuannya dengan Jokowi.
“Oh biasa lah sama Bapak Presiden, kalau Pak Presiden kan Presiden Republik Indonesia. Jadi saya harus minta apa, arahan, semua apa kan,” kata Bahlil di sela kegiatan di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, pada Senin, 12 Agustus 2024.
Airlangga Hartarto meneken surat pengunduran diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Airlangga memastikan ini melalui keterangan video pada Ahad, 11 Agustus 2024.
Dalam keterangan tersebut, Airlangga mengatakan bahwa dia mengundurkan diri untuk menjaga keutuhan Partai Golkar. “Dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat,” kata dia.
Pilihan Editor: Kandidat Kuat Gantikan Airlangga Hartarto, Ini Sederet Fakta Agus Gumiwang