Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara Keluarga Korban Bom Bali: 4 Bulan Menanti Kabar Suami yang Jadi Korban, Tak Mudah Pulih dari Trauma

image-gnews
Puing-puing bangunan dan mobil di sekitar Sari Club pasca ledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali, 16 Oktober 2002. DOK/TEMPO/Hariyanto
Puing-puing bangunan dan mobil di sekitar Sari Club pasca ledakan bom di Jl. Legian, Kuta, Bali, 16 Oktober 2002. DOK/TEMPO/Hariyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masih lekat diingatan Ni Luh Erniati saat suaminya Gede Badrawan ikut menjadi korban ledakan Bom Bali I saat bekerja di Sari Club (SC) Jalan Legian, Kuta, Bali pada 12 Oktober 2002.

Badrawan meninggal dunia di usianya yang ke-31 tahun, malam itu Erniati menuturkan Badrawan tengah bekerja di Sari Club. Ia meninggalkan istri dan dua anaknya yang saat itu masih berusia sembilan tahun dan satu setengah tahun. 

Sebelumnya, saat berita pemboman di Legian itu beredar, ia sempat berkeyakinan bahwa sang suami masih hidup sampai ia melihat sendiri kondisi lokasi kejadian.

“Begitu sampai di sana, melihat apa yang terjadi di Sari Club. Saya lihat bagaimana sukarelawan di sana membantu evakuasi korban, dan apa yang saya bilang dalam hati bahwa suami saya masih hidup itu sudah hilang, sudah nggak mungkin lagi,” kata dia ditemui Tempo pada Selasa, 6 Agustus 2024.

Ketua Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) Bali itu mengungkapkan, butuh waktu hingga empat bulan sampai jenazah sang suami berhasil diidentifikasi dokter forensik.

“Saya dapat informasi yang jelas tentang almarhum itu, setelah empat bulan, jadi selama empat bulan itu saya menanti. Menanti kalau tiba-tiba suami saya pulang,” ia menambahkan, “Saya cuma bisa nanya satu, dok gimana kondisinya, saya nggak kebayang kan, nggak kebayang sama sekali, dan dokter jawab, itu tujuh puluh persen (yang tersisa),” kata dia.

Untuk menerima situasi itu, dia mengaku, bukan perkara mudah terlebih ia harus memikul peran ganda sebagai orang tua.

“Saya yang dulunya sebagai ibu rumah tangga biasa, tiba-tiba harus jadi bapak sekaligus jadi orang tua tunggal, saya harus kerja, saya harus menjaga mereka juga, sedangkan mereka masih kecil-kecil, itu situasi yang sangat berat,” ujarnya.

Besarnya trauma yang ditinggalkan membuat Erniati menjalani konseling untuk bisa pulih. “Saya juga harus ke konseling, ke psikiater ke psikolog, dan harus minum obat beberapa lama, anak-anak juga saya konselingin. Dampaknya keras banget. Anak saya yang pertama itu, kan dia sekolah di Kuta, dia dapat bintang kelas, tapi setelah kejadian ketika saya ajak pindah ke sini ternyata dia itu nggak bisa nulis, nggak kebaca,” kata dia membongkar memori lama.

Hingga pada 2003, ia memutuskan pergi ke Denpasar, bersama kelima rekannya mengikuti pelatihan dan belajar cara menjahit. Bermula dari sana Erni mulai mengumpulkan modal untuk membuka usaha garmen sendiri.

“Akhirnya saya kembali ke Denpasar, karena dikampung nggak tahu harus ngapain, saya memulai kerja bersama teman-teman yang juga sama nasibnya dengan kita, itu belajar jahit. Sampai akhirnya itu saya geluti terus, sampai akhirnya mendapatkan penghasilan. Sampai sekarang,” ujarnya.

Di tahun yang sama Erniati bersama lima keluarga korban lainnya juga membentuk sebuah wadah bagi para keluarga korban Bom Bali I yang mereka namakan Isana Dewata.

“Kita kasih nama Isana Dewata, Istri, Anak, Suami Dewata gitu, kami berkumpul. Itu awalnya cuma korban-korban tidak langsung, yang suaminya meninggal, yang istrinya meninggal sama anak-anak, kemudian berkembang kita gabung, udah dapat kan kontak-kontak korban langsung akhirnya kita ngumpul jadi satu. Di tahun 2016 kita sepakat nih, teman-teman Jakarta datang, kenapa kita nggak bikin satu, jadi jangkauannya lebih luas, terbentuklah YPI,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih lanjut ia berharap agar pemerintah senantiasa memberikan perhatian kepada para penyintas, sebab banyak di antara mereka yang memerlukan perawatan hingga seumur hidup. “Harapan kami agar pemerintah memperhatikan penyintas itu tidak hanya sampai disini (pemberian kompensasi), artinya berkelanjutan lah. Terutama untuk medis, karena teman-teman penyintas itu masih banyak yang perlu perawatan, bahkan sampai seumur hidup mereka,” kata Erniati.

Dalam kesempatan itu, Erniati juga menyampaikan upaya-upaya yang dilakukan penyintas untuk mencegah terjadinya serangan serupa dengan melakukan kampanye perdamaian.

“Kami penyintas juga tidak diam, tidak hanya pemerintah yang berusaha menahan agar tidak terjadi, tapi penyintas juga. Kami melakukan kampanye perdamaian bekerja sama dengan Aliansi Indonesia Damai namanya di Jakarta. Kami datang ke sekolah-sekolah, bertemu dengan mantan pelaku untuk sebuah perdamaian," ujarnya.

Selanjutnya: Peristiwa Bom Bali

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Maskapai Korea Selatan Jeju Air Layani Penerbangan Seoul-Incheon ke Denpasar, Berikut Profilnya

3 jam lalu

Pesawat Jeju Air (sumber: Skytrax)
Maskapai Korea Selatan Jeju Air Layani Penerbangan Seoul-Incheon ke Denpasar, Berikut Profilnya

Jeju Air melayani penerbangan rute Seoul-Incheon ke Denpasar sejak 27 Oktober 2024. Berikut profil Jeju Air.


Profil De Gadjah, Kader Gerindra yang Didoakan Prabowo agar Bisa Terpilih Jadi Gubernur Bali

23 jam lalu

Ketua DPD Partai Gerindra Bali Made Muliawan Arya atau De Gadjah. ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Profil De Gadjah, Kader Gerindra yang Didoakan Prabowo agar Bisa Terpilih Jadi Gubernur Bali

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mendoakan Made Muliawan Arya atau De Gadjah agar bisa terpilih menjadi Gubernur Bali. Berikut profil De Gadjah.


5 Jenis Rujak di Indonesia, Beragam Kekhasan Rasa dan Isian

1 hari lalu

Rujak Cingur. (en.wikipedia)
5 Jenis Rujak di Indonesia, Beragam Kekhasan Rasa dan Isian

Tak hanya buah-buahan, ada pula yang menggunakan sayuran, salah satunya rujak cingur


5 Kuliner Bebek di Indonesia, Beragam Kekhasan Sajian dan Rasa

1 hari lalu

Bebek betutu di Pasar Senggol Hotel Bidakara Grand Pancoran Jakarta, Rabu, 13 Maret 2019. TEMPO | Bram Setiawan
5 Kuliner Bebek di Indonesia, Beragam Kekhasan Sajian dan Rasa

Di berbagai daerah di Indonesia, hidangan bebek dimasak beragam cara dan bumbu dengan variasi rasa


Menjelajahi Estetika Karat di Pameran Tunggal Ryan LH Reflectry_[Too Good to Be True]

2 hari lalu

Pameran Reflectry_[Too Good to Be True] di Galeri ZEN1 Bali dari 20 Oktober hingga 14 November 2024.
Menjelajahi Estetika Karat di Pameran Tunggal Ryan LH Reflectry_[Too Good to Be True]

Pameran tunggal ini mengejutkan pengunjung dengan persepsi awal terhadap karya Ryan yang tampak seperti lukisan, namun ternyata adalah fotografi.


Debat Perdana Pilkada Bali: Cawagub Giri Pertanyakan Data Kunjungan Wisman ke Cagub De Gadjah

3 hari lalu

Suasana debat pertama Pilkada Bali gelaran KPU Bali di Denpasar, Rabu (30/10/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari
Debat Perdana Pilkada Bali: Cawagub Giri Pertanyakan Data Kunjungan Wisman ke Cagub De Gadjah

Giri menilai data kunjungan wisman yang disampaikan De Gadjah adalah fatal. Hal ini disampaikan Giri saat debat perdana Pilkada Bali.


10 Restoran Terbaik di Bali Menurut CN Traveller

5 hari lalu

Ilustrasi Ayam Betutu. shutterstock.com
10 Restoran Terbaik di Bali Menurut CN Traveller

Dari warung tradisional yang menyajikan makanan khas Bali hingga restoran mewah dengan konsep inovatif, berikut adalah 10 restoran menarik di Bali


Psikolog Sebut Dampak Pilih Kasih Orang Tua pada Anak

5 hari lalu

Ilustrasi keluarga. Foto: Freepik.com/Pressfoto
Psikolog Sebut Dampak Pilih Kasih Orang Tua pada Anak

Psikolog mengatakan tindakan pilih kasih orang tua dalam jangka panjang bisa berdampak negatif terhadap perkembangan anak.


Wakil Menteri Pariwisata Sebut Wisata Halal di Bali Kemungkinan Dilanjutkan

5 hari lalu

Calon Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh E. Hermawati melambaikan tangan ke arah wartawan sebelum pelantikan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. ANTARA/Hafidz Mubarak A
Wakil Menteri Pariwisata Sebut Wisata Halal di Bali Kemungkinan Dilanjutkan

Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Enik Ermawati atau dikenal dengan Ni Luh Puspa, mengatakan bahwa ada kemungkinan wisata halal di Bali akan terus dilanjutkan.


3 Resor Indonesia Masuk Daftar 22 Hotel Terbaik di Asia

7 hari lalu

Como Uma Ubud Bali (comohotels.com)
3 Resor Indonesia Masuk Daftar 22 Hotel Terbaik di Asia

Dari Como Uma Ubud hingga Mandapa di Jimbaran, ketiga hotel dan resor terbaik Fodor's Travel di Indonesia ini ada di Bali.