TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno memastikan belum ada rencana Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mengocok ulang atau reshuffle komposisi Kabinet Indonesia Maju. Pratikno mengaku tidak tahu menahu soal kabar politikus Bahlil Lahadalia menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Pratikno mengatakan bahwa reshuffle merupakan keputusan presiden. Namun dia mengingatkan bahwa dia mengurus pengetikan hingga pelantikan.
“Wong saya saja enggak tahu kan, enggak ada (reshuffle) artinya,” kata Pratikno di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, pada Kamis, 1 Agustus 2024.
Isu pergantian komposisi Kabinet Indonesia Maju muncul lagi menjelang akhir jabatan Presiden Jokowi. Pada 18 Juli 2024, Jokowi mengganti susunan wakil menteri dengan menunjuk dua orang dekat Presiden terpilih Prabowo Subianto, Thomas Djiwandono dan Sudaryono.
Thomas, keponakan Prabowo sekaligus Bendahara Umum Partai Gerindra kini menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan. Sementara Sudaryono menggantikan Harvick Hasnul Qolbi sebagai Wakil Menteri Pertanian. Jokowi bilang penunjukan Sudaryono dan Thomas untuk keberlanjutan program pemerintah.
Belakangan, Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat Menteri Investasi, digadang-gadang bakal menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM. Seorang petinggi Koalisi Indonesia Maju menceritakan kepada Tempo bahwa Arifin berpotensi diganti sebab dia lebih condong ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Koran Tempo mewartakan ini pada Selasa, 30 Juli 2024.
Bahlil dinilai cocok menempati posisi Menteri ESDM karena berpengalaman memimpin Satuan Tugas Penataan Penggunaan Lahan dan Penataan Investasi. Narasumber yang sama menyebut Bahlil sudah lama digadang-gadang menjadi menteri ESDM. Mereka yang dekat dengan Bahlil membenarkan soal kemungkinan bos mereka menjadi Menteri ESDM yang baru.
Presiden Jokowi mempertanyakan balik kabar penunjukan Bahlil sebagai Menteri ESDM. Kepala negara menegaskan bahwa sebuah isu yang berkembang tidak perlu dia jawab. Namun demikian, Eks Gubernur Jakarta ini tidak menutup kemungkinan untuk mengocok ulang komposisi menteri.
"Ya bisa saja (reshuffle menteri) kalau diperlukan, kalau diperlukan," kata Jokowi usai acara ekonomi digital Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis, 1 Agustus 2024.
Pilihan Editor: Budi Arie soal Jaminan Prabowo Melanjutkan IKN: Urgensinya Bagi Bangsa