TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Saleh Partaonan Daulay, menghormati keputusan Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah yang menerima izin tambang dari pemerintah karena keputusan tersebut independen dan mandiri.
Bahkan, kata dia, sebelum memutuskan, Muhammadiyah sudah mengkajinya secara mendalam dan mendengar masukan dari para ahli. Saleh pun yakin organisasi masyarakat atau ormas keagamaan itu akan berhati-hati dalam membuat keputusan.
"Apalagi, isu tambang ini menyita perhatian publik. Biasanya kalau sudah diputuskan akan dikerjakan dengan baik dan penuh tanggung jawab," kata Saleh dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta pada Selasa, 30 Juli 2024.
Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu menilai keputusan menerima konsesi tambang itu sangat wajar karena Muhammadiyah adalah ormas keagamaan yang ikut berjuang demi bangsa ini sejak masa penjajahan.
Dia menyebutkan pengalaman Muhammadiyah dalam melayani umat tidak perlu diragukan. Muhammadiyah mengelola ribuan sekolah, ratusan perguruan tinggi, ratusan rumah sakit, ratusan atau bahkan ribuan masjid, hingga amal usaha lain yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
"Agak aneh kalau ada orang yang meragukan kemampuan Muhammadiyah. Dengan jumlah perguruan tinggi yang begitu banyak, Muhammadiyah memiliki para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Mereka banyak juga yang berlatar belakang pendidikan luar negeri," kata dia.
Jika Muhammadiyah dipercaya mengelola tambang, menurut dia, yang mengelola adalah persyarikatan, bukan individu untuk kepentingan perseorangan. Dia menuturkan kemaslahatan yang akan diperoleh pasti untuk umat dan masyarakat.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah memutuskan menerima tawaran konsesi atau izin usaha pertambangan (IUP) dari pemerintah.
"Muhammadiyah siap menerima izin pengelolaan tambang itu karena pertimbangan pokok ingin mewujudkan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi orang banyak," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir saat konferensi pers di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Ahad, 28 Juli 2024.