TEMPO.CO, Jakarta - Peminatan mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) tanpa penjurusan IPA dan IPS sesuai Kurikulum Merdeka disesuikan dengan pilihan jurusan kuliah yang diinginkan siswa. Sekolah di Bandung Jawa Barat, mulai menyesuaikan penghapusan jurusan di SMA itu.
Salah satunya SMA Negeri 16 Bandung. Sekolah tersebut telah menyiapkan program pendidikan untuk siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi dan memilih untuk mencari kerja setelah lulus.
"Kami siapkan pendidikan vokasi seperti digital marketing yang sekarang lagi trendi,” kata Kepala SMA 16 Bandung Eha Julaeha, Rabu 24 Juli 2024.
Pihak sekolah bekerjasama dengan perguruan tinggi mengajarkan siswa membuat desain barang yang dijual secara daring. “Bagaimana sistemnya, marketing, enterpreneurnya,” ujar Eha.
Dia juga sedang menyiapkan pendidikan vokasi lain seperti menjahit dan tata rias lewat kerjasama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai anggaran dan sumber daya manusia yang tersedia.
Untuk mendukung rencananya itu, SMA 16 akan belanja peralatan seperti mesin jahit dari dana Bantuan Operasional Siswa atau BOS. Rencana lain menitipkan siswa sekolahnya di SMK untuk mendapat pendidikan vokasi. “Sekarang baru fokus untuk siswa kelas XII, maunya dari siswa kelas X,” kata Eha.
Wakil Direktur Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kampus Serang, Banten, Iik Nurulpaik, mengapresiasi kepala sekolah yang menyiapkan pendidikan vokasi bagi lulusan SMA yang ingin langsung bekerja daripada ke pendidikan tinggi. Upaya itu dinilainya sebagai terobosan atau inovasi. “Tidak salah, tetapi itu bukan menjadi tujuan institusional,” ujarnya saat dihubungi Rabu 24 Juli 2024.
Mestinya pendidikan vokasional bagi lulusan SMA disiapkan misalnya oleh Balai Latihan Kerja. Alasannya karena tidak semua lulusan SMA memiliki kemampuan finansial, kesempatan, dan harapan untuk kuliah. “Pemerintah harus merancang program vokasi bagi lulusan SMA yang ingin bekerja,” kata Iik.
Sementara itu dari hasil survei peminatan mata pelajaran Kurikulum Merdeka di sekolahnya menurut Kepala SMA Guna Dharma di Bandung, Ade D. Hendriana, terungkap hanya sekitar 30 persen siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Sementara 70 persen siswa menyatakan ingin langsung bekerja setelah lulus.
SMA swasta itu setiap tahun menerima total 72 murid yang mengisi dua kelas. Menurut Ade, sekolah tidak membekali mereka dengan pendidikan vokasi, melainkan hanya mata pelajaran yang didalami terkait dunia kerja seperti ekonomi dan sosiologi.
Pilihan editor: Zulmansyah Sekedang Ditunjuk jadi Plt Ketua Umum PWI Pusat