TEMPO.CO, Bandung - Atap Gedung Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan, Kota Bandung, runtuh pada Senin sore, 28 Oktober 2024 sekitar pukul 17.30 WIB. Kurator Galeri Pusat Kebudayaan Isa Perkasa mengatakan, peristiwa itu membuat tiga orang terluka. “Kejadian ini memalukan Jawa Barat dan Bandung,” ujarnya, Selasa 29 Oktober 2024.
Bagian atap yang ambruk itu mulai dari pintu masuk ke bagian tengah. Ketika ambruk cuaca sedang tidak hujan. Sedangkan di dalam gedung ada seorang penjaga pameran dan rekannya, serta seorang pengunjung yang tertimpa reruntuhan. Dua orang menurut Isa luka ringan, dan seorang lagi yaitu pengunjung, harus mendapat perawatan medis. ”Kepalanya kena, dibawa ke rumah sakit dapat empat jahitan,” kata Isa.
Dia menyesalkan kejadian itu hingga akan menanggapi dengan aksi performance art di lokasi reruntuhan, Rabu 30 Oktober 2024 pukul 14.00 WIB dengan judul Runtuhnya Pusat Kebudayaan. Menurut Isa, renovasi total gedung cagar budaya atau heritage milik pemerintah provinsi Jawa Barat itu terakhir dilakukan pada 2019. Pengelolaan gedungnya oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan lewat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya.
Selain melukai tiga orang, sebanyak lima lukisan rusak karena kanvasnya sobek. Batu mulia yang ikut dipajang pun menurut Isa, ada yang tergores. Seluruh lukisan dan batu mulia di ruangan galeri telah diangkut seniman dan pemiliknya, Selasa 29 Oktober 2024. “Nilai lukisan yang rusak itu bisa puluhan juta harganya,” kata dia.
Robohnya atap Galeri Pusat Kebudayaan di Bandung itu mempercepat penutupan pameran tunggal pelukis abstrak Ar. Soedarto yang tadinya berlangsung sejak 25-30 Oktober 2024. Memajang 40 lukisan dalam pameran berjudul Enigma of Life atau teka-teki kehidupan, Soedarto menurut Isa pada hari kejadian sedang berada di dalam gedung. “Sebelum roboh beliau sudah keluar untuk cari udara segar,” katanya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman mengatakan begitu pihaknya mendengar informasi atap Gedung YPK roboh, langkah yang pertama dilakukan fokus menyelematkan korban terdampak, yaitu tiga orang yang mengalami luka ringan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan ketiganya telah pulang ke kediaman masing-masing.
"Namun kami minta kepada Plh Kadisparbud (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) Jabar agar dimonitor untuk memastikan mereka dalam keadaan baik," kata Herman saat meninjau lokasi kejadian, di Bandung seperti dikutip dari Antara, Selasa 29 Oktober 2024.
Ia menekankan Pemprov Jabar bertanggung jawab untuk mengawal dan memastikan secepatnya ketiga korban penjaga stan pameran itu pulih.
"Insya Allah, kondisinya baik, sekali lagi luka ringan, yang dua shock dan yang satu memang ada empat jahitan," ucapnya.
Saat meninjau Gedung YPK, Herman mendapatkan informasi bahwa gedung dalam kondisi ramai dipergunakan sebagai lokasi pameran seni lukis. Menjelang aktivitas pameran berakhir, sekitar pukul 17.30 WIB atap roboh di bagian depan bangunan yang digunakan sebagai ruang galeri.
Sebelumnya tidak ada tanda-tanda kerusakan, sehingga gedung tersebut tetap digunakan untuk pameran, walau memang kayu yang digunakan merupakan kayu tua dalam kondisi rapuh.
"Gedung YPK di bawah koordinasi Disparbud Jabar kemarin sore mengalami musibah, atapnya roboh. Setelah saya cek langsung, ini heritage, bangunan tua yang memang di bagian atap belum pernah ada perbaikan. Kayu-kayunya merupakan kayu tua, kemudian kondisinya rapuh sehingga tidak bisa menahan beban genteng, yang pasti itu sangat berat hingga kemarin roboh," ujarnya.
Selanjutnya Herman menginstruksikan agar Gedung YPK dilakukan pengamanan, jangan sampai ada orang yang masuk ke lokasi, karena dikhawatirkan terjadi roboh susulan sebab siku-siku atau rangka atap bangunan konstruksinya saling berkait, apalagi masih ditumpangi genteng.
Herman menyampaikan pula bahwa pihaknya langsung menghubungi Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Jabar, sekaligus mengingatkan Disparbud Jabar berkoordinasi dengan kementerian yang membidangi cagar budaya untuk berkonsultasi, terkait kaidah-kaidah bagaimana perlakuan maupun perbaikan terhadap bangunan tersebut.
"Dua kombinasi itu yang kita lakukan untuk mengidentifikasi kerusakan, kemudian menyiapkan desain untuk perbaikan yang mudah-mudahan dalam beberapa hari ini bisa diselesaikan," ujarnya.
Herman mengatakan telah melaporkan kejadian ini kepada Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengingat sebentar lagi musim hujan. "Kami akan mencarikan jalan keluar agar bangunan pusat kebudayaan ini bisa secepatnya diperbaiki dan direhabilitasi," ucapnya.
Mengenai alokasi anggaran, Herman menyebut akan dilakukan koordinasi dengan Inspektorat Jabar guna merumuskan solusi terbaik dan akuntabel. Herman menyampaikan kejadian roboh ini patut dijadikan momen agar bangunan-bangunan cagar budaya lainnya di Jabar diidentifikasi.
Pemprov Jabar akan membuat surat edaran agar kabupaten/kota juga melakukan pengecekan terhadap bangunan cagar budaya di daerahnya maupun aset-aset pemerintah.
"Jadi ini saya kira diambil hikmahnya, di satu sisi harus dijaga kelestarian bangunan cagar budaya itu dan di sisi lain supaya diantisipasi karena ini adalah bangunan tua," tutur Herman.
Pilihan Editor: Aneka Batu Mulia Langka Berumur Puluhan hingga Ratusan Juta Tahun Dipamerkan di Bandung