TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Muhammad Tito Karnavian, mengatakan pilkada serentak 2024 sebagai sejarah baru bagi Indonesia. Sejak zaman reformasi, Indonesia belum pernah menyelenggarakan Pilkada serentak dengan model seperti ini.
"Sejak zaman reformasi, belum pernah ada keserempakan masa jabatan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota secara paralel lima tahunan", ucap Tito dalam Rapat Koordinasi Kesiapan Penyelenggaraan Pilkada Serentak Tahun 2024 Wilayah Sumatera, Medan, Sumatera Utara, Selasa, 9 Juli 2024.
Adapun Tito menilai pelaksanaan Pilkada serentak ini memiliki nilai filosofis di belakangnya. Dengan adanya Pilkada model ini, menurut dia, dapat membangun rasa harmonisasi baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kota. "Secara singkat filosofinya adalah agar ada harmonisasi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota", tambahnya.
Tito juga menambahkan bahwa bangsa ini belum memiliki pengalaman dalam melaksanakan Pilkada serentak. Oleh karena itu, menurut dia lagi, semua instansi terkait harus saling bekerjasama untuk menyukseskan giat tersebut.
"Apa pun itu election, baik daerah mau pun legislatif, itu adalah orkestra. Artinya, kerja semua yang terkait", ujarnya.
Adapun sesuai dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 2 tahun 2024, agenda tersebut akan dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024. Giat tersebut diselenggarakan di 545 daerah yang terdiri dari 37 provinsi dan 508 kabupaten- kota.
Saat ini KPU tengah melakukan pendataan pemilih di setiap daerah. Total pemilih pada Pemilu 2024 lalu mencapai 203 juta, yang tersebar di 83.731 desa dan kelurahan. Angka pemilih ini yang akan diperbarui lagi.
Pilihan editor: Cak Imin Sebut Pansus Haji akan Kerja Selama Masa Reses
