TEMPO.CO, Jakarta - Rektor baru Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2024-2029 Arief S. Kartasasmita akan memulai tiga target yang harus dicapai dalam lima tahun dengan digitalisasi. Ketiga target dari Majelis Wali Amanat (MWA) yang menetapkannya sebagai rektor itu antara lain pendapatan Unpad mencapai Rp 3 triliun. “Cukup untuk mencegah biaya kuliah tidak tinggi, itu esensi targetnya,” kata Arief, Kamis 4 Juli 2024.
Jika angka Rp 3 triliun itu tercapai, menurut dia, Unpad tidak perlu bekerjasama dengan pihak pinjaman online atau daring. “Sesuai agama yang saya anut, saya tidak menyetujui pinjaman online,” ujarnya. "Apalagi terkait dengan judi online."
Selain akan bekerjasama dengan pihak terkait, Arief juga akan memetakan masalah judi online di kalangan sivitas akademika. Adapun pembentukan satuan tugasnya diarahkan ke pembinaan dan pencegahan.
Selama tiga bulan sebelum waktu pelantikan sebagai rektor baru pada 7 Oktober 2024, Arief masih harus menuntaskan pekerjaan membantu Rektor Rina Indiastuti. Dia menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
Nantinya, program kerja Arief lima tahun ke depan akan ada target yang akan dituangkan dalam rencana strategis bersama MWA. Termasuk dua target lain yaitu peringkat Unpad masuk 300 rangking universitas dunia, serta remunerasi 120 persen.
Arief di laman Unpad menyatakan, bakal melanjutkan dan mempercepat program pembelajaran daring yang bisa diikuti masyarakat. Selain itu, Unpad rencananya akan membuka program studi baru yang kekinian dan selama ini belum ada.
Pembukaan prodi baru ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan di masyarakat serta mampu memenuhi tuntutan kompetensi di dunia kerja.
“Kita sadar sekarang dunia kerja sudah tidak lagi memerlukan ijazah, tetapi kompetensi. Kami juga berharap mahasiswa sekarang itu punya kesadaran untuk menambah kompetensinya,” kata Arief.
Dia juga memastikan bahwa pendidikan di Unpad akan tetap terjangkau oleh masyarakat seperti yang sudah dilakukan oleh rektor sebelumnya. Diharapkan, mahasiswa akan tetap tenang untuk berkuliah tanpa perlu memikirkan biaya melalui beragamnya program beasiswa yang bisa diperoleh. “Harapannya tidak akan ada kesan bahwa UKT di Unpad itu mahal,” katanya.
Dia memastikan untuk mencegah adanya kenaikan uang kuliah tunggal atau UKT sehingga tetap akan terjangkau oleh masyarakat. Selanjutnya, pihaknya juga akan meningkatkan pemberdayaan aset yang sudah dijalankan saat ini.
Pilihan editor: LBH APIK Minta Undip dan Mendikbudristek Pecat Hasyim Asy'ari sebagai Dosen