INFO NASIONAL – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) melakukan transplantasi karang dan melepasliarkan ratusan tukik, di Pantai Elak-Elak Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo menjelaskan, rehabilitasi karang merupakan salah satu bentuk komitmen KKP untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang yang rusak.
“Rehabilitasi karang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bibit karang untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang yang rusak sekaligus mendorong adanya wisata bahari, edukasi dan penelitian,” ujar Victor.
Kata Viktor, Pantai Elak-Elak merupakan salah satu dari 10 lokasi Coral Stock Center (CSC) di Indonesia yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Perikanan KKP. Lokasi CSC Elak-Elak berada di zona pemanfaatan terbatas dalam Kawasan Konservasi Taman Wisata Perairan Gita Nada dengan kondisi tutupan karang yang kurang dari 10 persen.
Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Getreda Melsina Hehanusa mengatakan, CSC di Pantai Elak-Elak yang memiliki luas satu hektare ini dibuat pada 2021 untuk merehabilitasi habitat ekosistem terumbu karang sekaligus menjadi destinasi eko-edu-wisata berbasis masyarakat. Lokasi CSC Elak-Elak juga telah memiliki Konfirmasi Kesesuaian Ruang Laut (KKRL).
“Hingga tahun 2024, di Coral Stock Center Elak-Elak telah dilakukan transplantasi lebih dari 2.000 bibit karang jenis dominan Acropora spp pada 7 jenis media transplantasi, yaitu rak besi meja, rak besi gantung, pohon paralon, 10 unit roti buaya, 47 unit jaring laba-laba, 97 unit balok MARS, dan 3 unit patung ikonik penyu,” ujar Getreda.
Dibuat dengan pendekatan Pentahelix, CSC Elak-Elak melibatkan unsur ABCGM yakni Academic, Business, Community, Government dan Media yang meliputi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, Universitas Mataram, Universitas Brawijaya, SMK 2 Sekotong, SD 3 Sekotong, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Komunitas Penyelam Nusa Tenggara Barat (Kapela NTB).
Getreda juga menyebutkan pada Juni 2024 pihaknya akan menambah 100 unit jaring laba-laba, 50 balok MARS dan 3 unit patung ikonik yaitu ikan nemo, kuda laut, dan banggai cardinal fish pada CSC Elak-Elak. Upaya ini diharapkan menjadi salah satu kontribusi besar dalam upaya pemulihan ekosiatem terumbu karang yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat, serta media pembelajaran bagi generasi mendatang.
Selain itu, menjaga kelestarian penyu juga merupakan KKP dalam menjaga alam karena hadirnya penyu enjadi salah satu indikator kesehatan laut. Karenanya, di akhir kegiatan, Iriana bersama 30 siswa SD Negeri 3 Sekotong juga melepasliarkan 300 ekor tukik dari jenis penyu lekang dan penyu sisik.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, rehabilitasi ekosistem terumbu karang serta menjaga kelestarian lingkungan laut dan pesisir menjadi salah satu upaya yang terus dilakukan dalam pengelolaan kelautan dengan prinsip mengedepankan ekologi sebagai panglima, agar keberlanjutan ekologi dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat hingga generasi yang akan datang. (*)