TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi dipastikan melanjutkan bantuan pangan hingga akhir tahun ini. Skema pembagian bansos beras seberat 10 kilogram ini bakal dibagikan dua bulan sekali pada Agustus, Oktober, dan Desember.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengonfirmasi ini di Istana Kepresidenan Jakarta pada Jumat, 14 Juni 2024. Bantuan pangan yang dikucurkan pada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) seharusnya berakhir pada bulan ini.
“(Soal perpanjangan bansos) Iya, bulan 8,10, dan 12,” kata Arief. Dia menekankan, penambahan masa pembagian bansos ini tak akan menambah volume impor beras.
Arief tidak menjelaskan mengenai penyesuaian anggaran dalam penambahan masa perpanjangan bansos ini. Namun dia menyebut pemberian dua bulan sekali bansos beras sudah dipertimbangkan oleh Kementerian Keuangan, dengan hitungan fiskal prioritas program lain.
Dalam pemilihan presiden atau Pilpres 2024, pemberian bantuan sosial oleh Jokowi dikritik lawan politik hingga kelompok sipil sebagai upaya cawe-cawe. Efek bansos ditengarai berdampak baik bagi Gibran Rakabuming Raka, Wakil Presiden terpilih, yang berpasangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Mahkamah Konstitusi menyatakan dalil soal Jokowi cawe-cawe tidak terbukti, seperti dinyatakan dalam sidang sengketa pilpres pada 22 April 2024. Pemerintah berulang kali menjelaskan bahwa inisiatif pemberian beras ini merupakan respons terhadap kenaikan harga beras yang terjadi akibat inflasi pangan global.
Di setiap kunjungan kerja, Jokowi selalu mengungkit distribusi beras 10 kilogram ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang terkena dampak kenaikan harga. Bantuan pangan beras 10 kilogram hingga Juni 2024 juga merupakan hasil perpanjangan penyaluran karena program ini mulanya berakhir November 2023.
"Ini patut disyukuri lho. Di semua negara sekarang berada pada kesulitan karena kenaikan harga pangan," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya di acara penyerahan bantuan pangan di Lapangan Tenis Alun-Alun Kirambu, Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa, 14 Mei 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Februari 2024, inflasi beras secara bulanan berada cukup tinggi di angka 5,32 persen. Namun inflasi beras melemah dengan di Maret 2024 menurun ke 2,06 persen dan April 2024 tercatat minus 2,72 persen.
Teranyar, inflasi beras di Mei 2024 kembali melemah menjadi minus 3,59 persen dengan andil terhadap inflasi minus 0,15 persen. Kondisi itu dipengaruhi ketersediaan stok beras yang memadai disebabkan produksi beras dalam negeri 3 bulan terakhir cukup tinggi.
Sementara itu, pada Maret 2024, produksi beras tercatat memiliki angka potensi 3,38 juta ton. Di April 2024 angka potensi di 5,31 juta ton dan Mei 2024 di 3,58 juta ton.
Pilihan editor: Ketum Golkar Siapkan Ridwan Kamil Untuk Lawan Siapapun di Pilkada