TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Gerindra, Permadi Satrio Wiwoho, meninggal dunia di usia 84 tahun pada Rabu, 12 Juni 2024. Permadi dikenal sebagai tokoh yang kerap mengkritik pemerintah, termasuk pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sebelum berpindah ke Partai Gerindra pada 25 Januari 2009, Permadi merupakan pengurus PDI Perjuangan. Ia bahkan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari partai berlambang banteng moncong putih itu periode 2004-2009.
Permadi bergabung ke PDI Perjuangan pada 1999, setelah Reformasi bergulir. Ia lantas menjadi calon anggota DPR dari dareah pemilihan Jawa Timur IX pada Pemilu 2004. Ia berhasil lolos ke Senayan. Permadi menjadi anggota Komisi I DPR yang membidangi urusan pertahanan. Selama di DPR, ia juga pernah menjadi anggota Komisi Kajian Ketatanegaraan MPR.
Setelah mundur dari PDI Perjuangan, Permadi bergabung ke Gerindra. Partai besutan Prabowo Subianto itu didirikan pada 2008. Permadi juga disebut-sebut menjadi salah satu pendiri partai ini.
“Telah berpulang ke hadirat Allah SWT, pejuang politik pendiri Partai Gerindra, Permadi SH,” kata politikus Gerindra sekaligus juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, Rabu siang.
Permadi meninggal pada pukul 07.30 WIB di kediamannya, Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan. Permadi akan dimakamkan di taman pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengenang sosok Permadi sebagai orang dekatnya. “Secara pribadi, saya sangat dekat dengan Pak Permadi karena kami sama-sama pengurus Gerindra berlatar belakang aktivis pergerakan rakyat,” kata Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Menurut Habiburokhman, Permadi adalah teladan bagi kader-kader Gerindra karena sikapnya yang teguh. Beberapa bulan sebelum meninggal dunia, kata Habiburokhman, Permadi masih sempat mengikuti rapat Dewan Pembina Partai Gerindra.
Lahir di Semarang
Permadi lahir di Semarang, Jawa Tengah pada bulan Mei 1940. Dia menempuh pendidikan dasar di kota kelahirannya itu hingga akhirnya kuliah S1 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Permadi lulus sebagai sarjana hukum pada 1965.
Lulus kuliah, Permadi ikut mendirikan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ia bahkan sempat menjabat sebagai Ketua YLKI pada periode 1979-1982.
Nama Permadi sering menjadi sorotan dalam kancah politik nasional. Ia kerap mengusulkan berbagai isu kontroversial. Misalnya saja, Permadi melempar wacana pemakzulan Presiden Jokowi pada 2019. Usulan itu disampaikan menjelang pelantikan Jokowi menjadi presiden untuk periode kedua. Dalam dua kali pemilihan presiden, pada 2014 dan 2019, Jokowi dua kali mengalahkan Prabowo.
Pilihan Editor : Kronologi Usulan Pemakzulan Jokowi