INFO NASIONAL – Kejuaraan World Surf League (WSL) Nias Pro 2024 Kualifikasi Seri 5.000 di Pantai Sorake, Kecamatan Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, resmi dibuka pada Sabtu, 8 Juni 2024. Kegiatan yang berlangsung 8 – 15 Juni itu diikuti 16 negara dan 239 peserta termasuk peselancar lokal.
“Nyatanya, atletnya dari tahun ke tahun meningkat, pesertanya meningkat, pengunjung meningkat. ini semua kerjasama yang baik dari pusat sampai daerah,” kata Bupati Nias Selatan (Nisel) Hilarius Duha kepada Tempo usai membuka acara. Diketahui ajang ini diikuti 45 peserta 9 negara pada 2018, 126 peselancar dan 15 negara pada 2019, tahun 2020-2021 tidak tereselenggara akibat pandemi Covid-19, di tahun 2022 sebanyak 201 peserta dari 15 negara, dan 198 peserta dari 15 negara di tahun 2023.
Bupati Hilarius berharap, adanya prestasi itu membuat Nias Selatan dapat diperhatikan lagi. “Memang semua sudah diperhatikan, tapi istilahnya ada perhatian lebih lagi dari pusat ke daerah,” kata dia. Bukan tanpa sebab, kegiatan yang sudah berlangsung sejak 2018 ini nyatanya masih membutuhkan dukungan penuh dari semua pihak.
“Kita masih membutuhkan infrastruktur yang baik, terutama terkait transportasi karena transportasi yang sekarang agak sulit, begitu juga sarana prasarana. Ke depan event harus lebih baik dari tahun ke tahun,” ujar Bupati periode 2016 – 2021 dan 2021 dan 2024 itu.
Tarian Nias bertemakan selamat datang di acara pembukaan Kejuaraan World Surf League (WSL) Nias Pro 2024 Kualifikasi Seri 5.000 di Pantai Sorake, Kecamatan Luahagundre Maniamolo, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, Sabtu, 8 Juni 2024. (TEMPO/Fifia).
Bupati Hilarius sadar untuk saat ini memaksimalkan dulu potensi yang ada di daerah. Apalagi terdapat peluang-peluang yang bisa dikembangkan ke depan. “Mengapa tidak kita kembangkan peluang-peluang ini sehingga ke depan akan menjadi event yang jauh lebih baik lagi sesuai yang kita harapkan.” Kejuaraan World Surf League (WSL) Nias Pro 2024, kata dia, merupakan event sport tourism. “Oleh karena itu, ini yang kita jaga supaya ke depan tetap berkelanjutan.”
Ketua Umum Panitia Pelaksana WSL Nias Pro 2024 Firman Giawa mengatakan kerap memperhatikan kehendak dari peselancar internasional untuk keberlanjutan event ini. “Para peselancar itu meminta agar wilayah pantai dan sekitarnya tidak dirusak, karena yang alami lebih disukai.”
Lingkungan pun terus dijaga kelestariannya sementara untuk pembangunan disesuaikan kondisi. “Para peselancar itu tidak mau ribut-ribut, mau nyaman, dan ingin masalah kebersihan selalu terjaga.” Oleh karena itu, lanjut Firman, untuk event kali ini dilibatkan tenaga kebersihan sebanyak 20 orang tiap shift yang dibagi-bagi. Sementara pemerintah daerah juga tidak henti-hentinya mengedukasi dan mengarahkan masyarakat agar selalu menjaga kebersihan.
Firman mengatakan, para peselancar internasional itu senang di Sorake karena ombaknya yang tinggi “Mereka mengalami ombak kanan di sini, biasanya di wilayah lain mereka mengalami ombak kiri, ini yang menantang. Sorake the best,” kata Firman, yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Nias Selatan.
Adapun kegiatan yang menelan biaya Rp 5 Miliar dari pemda ini dengan rincian Rp 4 miliar diserahkan kepada WSL sebagai penyelenggara internasional dan event organizer lokal Rp 1 miliar untuk menampilkan ragam acara budaya, ke depannya direncanakan akan terus dilaksanakan di bulan Juni mengingat di bulan ini terdapat ombak yang tinggi.
TEMPO/Fifia
Firman pun berharap, kegiatan internasional dan telah rutin dilaksanakan ini mendapat perhatian lebih dari pemerintah provinsi dan pusat. “Pantai Sorake bukan hanya nasional tapi internasional. Ini wajahnya Indonesia untuk surfing. Sorake number one.”
Sekretaris Daerah Kabupaten Nias Selatan Ikhtiar Duha berharap kegiatan taraf internasional ini dapat diambil alih dari sisi budget oleh pemerintah pusat maupun provinsi. Bukan tanpa sebab, nyatanya, pembiayaan kegiatan membutuhkan anggaran yang besar. “Dari sisi budget harus diambil alih karena ini ajang internasional yang menunjukkan wajah Indonesia.”
Staf Ahli Bidang Sosial Kementerian Hukum dan HAM Kosmas Harefa mengatakan dukungan dari pemerintah pusat tentu saja ada, “tetapi mungkin kalau harapannya seperti yang real kita bayangkan mungkin belum tercapai secara optimal,” kata dia.
Saat ini, kata dia, program pemerintah pusat sangat banyak dan menyebar ke berbagai aspek seluruh wilayah Indonesia. Tetapi dia melihat dukungan dari BUMN sudah sangat signifikan terutama PLN, Telkom dan Pertamina. “Termasuk peran TNI dan POLRI, mereka memberikan dukungan luar biasa sehingga event ini dapat berjalan baik dan lancar.”
Selain itu, lanjut dia, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga hadir memberi dukungan sport tourism. “Ada olahraga ada pariwisata, jadi dari sisi olahraga juga mendukung agar berjalan maksimal. Bahkan sektor perbankan juga mendukung, luar biasa. Memang ada kelemahan-kelemahan tetapi memang harus dihadapi dan dievaluasi kedepan.”
Adapun Kementerian Hukum dan HAM memberikan support dalam event ini dalam hal kebijakan keimigrasian. “Kita membuka desk keimigrasian untuk masyarakat. Luar biasa sambutan masyarakat. bahkan kuota 20 perhari, yang diterbitkan lebih dari itu. Saking antusiasmenya. Termasuk dukungan izin tinggal untuk para atlet dari luar negeri.”
Staf Ahli Bidang Inovasi Kepemudaan dan Keolahragaan Kemenpora Yohan mengatakan, visi Kemenpora yaitu menganggap olahraga itu tidak hanya menyegarkan dan membugarkan jasmani seseorang lalu meningkatkan prestasi tetapi bagaimana juga untuk bisa menarik wisata. “Dan dari situ dapat menumbuhkan perekonomian. UMKM yang ada di daerah bisa bertumbuh dengan baik.”
Event-event seperti sport tourism, lanjut Yohan akan selalu mendapat dukungan dari Kemenpora. “Kolaborasi yang dibutuhkan para kementerian/lembaga itu akan memberikan dampak positif tidak hanya pada olahraga tetapi juga dampak untuk ekonomi, pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi di wilayah itu sendiri,” kata dia. “Diharapkan bisa tumbuh juga bibit-bibit olahraga, atlet-atlet yang ada di lokal bisa meningkat ke taraf internasional.”
Kapolres Nias Selatan AKBP Boney Wahyu Wicaksono menuturkan, koordinasi dan komunikasi yang baik menghasilkan kolaborasi yang baik. Untuk menjaga kegiatan Kejuaraan WSL Nias Pro 2024 kali ini Polri menurunkan sekitar 145 personil ditambah 100 orang kolaborasi dengan TNI, Satpol PP, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.
Sementara World Surf League Tour Coordinator, Bonnie Mcleod, mengakui di tengah ketatnya kompetisi dengan perjalanan yang panjang, namun, ajang ini merupakan ajang yang yang memiliki perwakilan dari seluruh Asia Pasific. Dia pun berharap, Kejuaraan WSL Nias Pro dapat berlanjut lagi di tahun-tahun yang akan datang. “See you next year.” (*)
