TEMPO.CO, Jakarta - Mantan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution, memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra. Setelah menerima kartu tanda anggota (KTA) dari Gerindra pada Senin, 20 Mei 2024, Bobby langsung mendaftar sebagai bakal calon gubernur untuk Pilgub Sumut 2024 lewat partai yang dipimpin presiden terpilih Prabowo Subianto itu.
Bergabungnya menantu Presiden Joko Widodo alias Jokowi itu dengan Gerindra mendapat tanggapan dari berbagai kalangan, termasuk dari internal PDIP, partai yang mengusung Bobby pada pemilihan wali kota Medan pada 2020.
Bobby dipecat sebagai kader PDIP karena memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Padahal, pada saat itu, PDIP mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.
1. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto: PDIP Menghormati Keputusan Bobby Nasution
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi keputusan Wali Kota Medan Bobby Nasution yang kini bergabung dengan Partai Gerindra. Menurut Hasto, tiap warga negara memiliki hak untuk bergabung ke dalam partai politik (parpol).
Menurut Hasto, alasan bergabung ke suatu parpol bisa karena idealisme atau kepentingan praktis kekuasaan.
"Kami menghormati apa pun pilihan itu," kata Hasto dalam konferensi pers di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 22 Mei 2024.
Hasto enggan menyinggung soal pilihan Bobby masuk Partai Gerindra. Dia hanya mengatakan PDIP menghormati keputusan itu.
"Setiap warga negara, oleh konstitusi, memiliki hak untuk berserikat dan berkumpul, termasuk mau bergabung ke partai politik mana. Ada yang bergabung karena idealisme, ada yang bergabung karena kepentingan-kepentingan praktis kekuasaan,” ujarnya.
2. Anggota DPR RI Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira: Kami Sudah Melupakan Bobby
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira memastikan partainya tidak mencampuri urusan eks kadernya Bobby Nasution yang bergabung dengan Partai Gerindra.