Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Napak Tilas Reformasi 1998: Aksi Mahasiswa UI Tolak Pidato Presiden, Tragedi Trisakti, sampai Soeharto Lengser

image-gnews
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Krisis ekoniomi yang melanda sebagian besar Negra di Asia Tenggara pada 1997 mempunyai kaitan erat dengan sejarah reformasi 1998.  Kondisi ekonomi Indonesia menghadapi polemik ekonomi tak mampu diatasi dengan baik oleh pemerintah.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dengan cepat mengalami perubahan. Per Juli 1997 nilai tukar rupiah masih tercatat sebesar RP. 2.441 namun, pada sebulan setelahnya menurun hingga Rp. 3.035 dan seterusnya anjlok hingga pada Maret 1998 berada di angka Rp. 10.550 kemudian sempat menguat juga pada Mei di angka Rp. 9.200.

Kondisi krisis moneter atau krismon tersebut telah membuka gerbang lahirnya berbagai masalah lainnya yang mempengaruhi gejolak perpolitikan di Indonesia. Pemerintah kedapatan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme. Harga bahan-bahan pokok melambung tinggi, angka pengangguran dan putus sekolah meningkat, puncak dari berbagai klekacauan tersebut sampai pada Indonesia mengalami inflasi yang tinggi.

Kepemimpinan Presiden Soeharto yang saat itu sudah mulai melemah akhirnya semakin goyah. Sejumlah kebijakan politik coba diambil untuk mencari solusi dan jalan keluar dari masalah yang kian menjerat republik.

Namun, sayangnya sejumlah kebijakan tersebut dinilai dibarengi dengan maksud dan tujuan politik lain, alih-alih memperbaiki perekonomian justru membuat nilai rupiah semakin jatuh dan ekonomi rakyat semakin ambruk. Beberapa Langkah politik yang dinilai bermasalah oleh masyarakat saat itu misalnya  pembentukan kabinet baru “Kabinet Pembangunan” pada Maret 1998 yang mana Soeharto menunjuk para Menterinya yang diduga mengandung unsur KKN karna memiliki hubungan dekat dengan Soeharto.

Masalah lain yang juga ikut disorot ialah gagalnya mekanisme pembayaran perdagangan luar negeri, penyelesaian kredit atau pinjaman dari perusahaan besar, atau sistem perbankan yang buruk, serta besarnya pinjaman swasta nasional di luar negeri. Akibat dari berbagai dampak yang memperparah keadaan membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin menipis dan menghilangkan pamor pemerintahan Soeharto. Ditambah dengan ketegangan yang terjadi antar pemerintahan Soeharto dan lembaga Internasional Monetary Fund (IMF).

Puncak ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat terjadi melalui aksi mahasiswa di depan Universitas Trisakti pada 12 Mei 1998. Kerusuhan ini menjadi catatan kelam sepanjang sejarah yang menumbalkan 4 korban mahasiswa Trisakti akibat adanya bentrok dengan aparat, di antaranya Elang Mulya Lesmana, Hery Hertanto dan Hendirawan Lesmana.

Sebelum peristiwa naas tersebut terjadi, aksi menuntut perubahan keadaan politik Indonesia pada masa itu terlebih dahulu diawali oleh aksi yang digaungkan oleh mahasiswa di Medan, Yogyakarta, dan Bandung. Aksi tersebut dipicu kenaikan harga BBM yang terjadi pada 2 Mei 1998.

Kronologi Jalannya Reformasi

Mei 1998 menjadi catatan penting bagi reformasi di Indonesia. Pada saat itu Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun lengser dari jabatnnya. Akhir dari pemerintahan Soeharto dimulai ketika puluhan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban Presiden Soeharto yang menyerahkan agenda reformasi nasional.

Namun, tampaknya penolakan tersebut tidak diindahkan, Soeharto dan BJ Habibie tetap disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada 11 Maret 1998. Pada 14 Maret 1998 mereka kemudian membentuk kabinet baru yang diberi nama “Kabinet Pembangunan VII.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 18 April 1998 Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.

Pada 2 Mei 1998 Presiden Soeharto menjawab tantangan mahasiswa untuk melakukan reformasi secepatnya pada tahun itu juga. Namun, belum sempat agenda tersebut berjalan lonjakan harga BBM kembali terjadi dan terjadilah demonstrasi besar-besaran di tiga daerah yakni, Medan, Yogyakarta, dan Bandung. Saat demonstrasi terjadi juga kerusuhan yang menyebabkan 16 mahasiswa terluka karna bentrok dengan aparat. Pada 4 Mei 1998 terjadi kerusuhan di Medan, yang merambat keesokan harinya terjadi aksi yang berujung kerusuhan di berbagai daerah.

Setelah kejadian tersebut pecahlah Tragedi Trisakti yang menelan korban. Menyambung aksi dramatis tersebut sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia berbondong-bondong mendatangi Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kembali kejadian tersebut diwarnai kerusuhan.

Saat Presiden Soeharto tengah berada di Kairo, Mesir dalm kunjungan KTT-G 15 ia mengatakan bersedia mengundurkan diri. Saat itu kekacauan tengah terjadi di Indonesia, penjarahan toko-toko dan swalayan di wilayah Jabodetabek memicu kerusuhan yang dikenal dengan Kerusuhan Mei 1998 yang menelan korban jiwa berkali lipat dari aksi mahasiswa sebelumnya yang mencapai 500 korban meninggal dunia. Kerusuhan tersebut terjadi di supermarket di antaranya Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana, dan Borobudur.

Pada 15 Mei 1998 Soeharto kembali tiba di Indonesia dan menolak narasi yang mengatakan bahwa ia bersedia untuk mengundurkan diri. Perundingan dengan sejumlah tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid (Gus Dur), Malik Fajar dan KH Ali Yafie untuk segera membentuk Komite Reformasi tampaknya tak mampu meredam kemarahan mahasiswa yang udah terlanjut tersulut.

Mahasiswa tetap datang menuju Gedung MPR dan DPR RI untuk meminta Soeharto segera mundur dari jabatannya. Setelah rombongan mahasiswa yang ngotot dan tak lagi mau pulang dari Gedung MPR dan DPR, Soeharto akhrinya menyatakan mundur pada Kamis 21 Mei 1998 di Istana Merdeka tepat pada pukul  09.05. BJ Habibie naik menggantikan Soeharto menjadi Presiden RI.  

Berakhirnya jabatan Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa menandai awal masuknya masa reformasi di Indonesia. Total korban tewas yang terkumpul sejak kerusuhan yang terjadi pada bulan Mei 1998 mencapai 1.188 orang dan setidaknya ada 85 wanita dilaporkan mengalami pelecehan seksual.

TIARA JUWITA | HENDRIK KHOIRUL MUHID

Pilihan Editor: 23 Tahun Reformasi: Rangkaian Peristiwa Mei 1998 Berujung Soeharto Lengser

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Presiden Gus Dur Memulai Rotasi Panglima TNI Antarmatra Sejak 1999

1 hari lalu

Endriartono Sutarto. TEMPO/ Santirta M
Presiden Gus Dur Memulai Rotasi Panglima TNI Antarmatra Sejak 1999

TNI Angkatan Darat selalu menjadi pilihan Presiden Soeharto sebagai panglima angkatan bersenjata dan kepolisian.


Kementerian Luar Negeri dan UI akan Gelar World Indonesianist Congress

2 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: TEMPO | Nabiila A
Kementerian Luar Negeri dan UI akan Gelar World Indonesianist Congress

Kementerian Luar Negeri dan Universitas Indonesia akan menggelar World Indonesianist Congress. untuk menghimpun pandangan dan aspirasi


Rekam Jejak PDIP Jadi Partai Oposisi di Luar Pemerintahan SBY

2 hari lalu

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri memimpin pengumuman nama calon kepala daerah dan wakil kepala daerah, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Kepala Daerah yang diusung PDIP pada Pilkada 2024 berasal dari 169 daerah dengan rincian 6 provinsi, 151 kabupaten, dan 12 kota. TEMPO/Ilham Balindra
Rekam Jejak PDIP Jadi Partai Oposisi di Luar Pemerintahan SBY

PDIP pernah menjadi partai oposisi di luar pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bagaimana kiprahnya?


Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

2 hari lalu

Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, saat ziarah ke makam BJ Habibie, di Taman Makam Pahlawan Utama (TMPU), Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat, 4 Oktober 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

Peletakan karangan bunga itu dalam rangka Ziarah Nasional menyambut HUT ke-79 TNI.


Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

3 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX. Dok. Museum Hamengku Buwono IX Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Kisah 6,5 Juta Gulden Sultan Hamengkubuwono IX untuk Kas Negara, Sukarno pun Menangis

Sultan Hamengkubuwono IX menyumbang 6,5 juta gulden untuk Indonesia melalui Sukarno. Dana itu dijadikan kas negara di awal kemerdekaan RI.


Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

3 hari lalu

Sultan Hamengkubuwono IX setelah dinobatkan, 18 Maret 1940. Dok. Perpustakaan Nasional/ Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Rekam Jejak Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia: Memilih Bersama NKRI

Kontribusi Sultan Hamengkubuwono IX untuk Indonesia terekam dalam sejarah. Ia mendukung Sukarno-Hatta dengan segala daya upaya.


Startup Inovasi Pangan dan Kosmetik Halal dari UI Toreh Prestasi di YSSC 2024

4 hari lalu

Produk makanan dan kosmetik halal yang dikembangkan startup UI. Dok Humas UI
Startup Inovasi Pangan dan Kosmetik Halal dari UI Toreh Prestasi di YSSC 2024

Keberhasilan startup Cocova dan Rolic di YSSC 2024 membuka peluang besar untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.


Pamit Usai 20 Tahun Menjadi Anggota DPR, Perjalanan Karir Politik Cak Imin

5 hari lalu

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar merapihkan ruang kerjanya pada hari terakhir menjabat di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Usai menghadiri rapat Paripurna akhir DPR RI periode 2019-2024, Muhaimin Iskandar langsung membereskan barang-barang dari ruang kerjanya dan menyampaikan pamit setelah 20 tahun mengabdi di Parlemen. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pamit Usai 20 Tahun Menjadi Anggota DPR, Perjalanan Karir Politik Cak Imin

Usai 20 tahun menjadi anggota DPR, Cak Imin pamit dari Senayan. Bagaimana perjalanan karir politik Muhaimin Iskandar?


Puan Maharani Menangis di Rapat Paripurna DPR, Simak Momen Tangisan Puan yang Lain

5 hari lalu

Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pidato dalam Rapat Paripurna terakhir periode 2019-2024 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 30 September 2024. Selama periode 2019-2024, DPR telah menyelesaikan 225 Undang-Undang yang terdiri dari 48 RUU dari daftar Prolegnas 2019-2024 dan 177 RUU kumulatif terbuka. TEMPO/M Taufan Rengganis
Puan Maharani Menangis di Rapat Paripurna DPR, Simak Momen Tangisan Puan yang Lain

Puan Maharani menangis dalam Rapat Paripurna DPR. Momen ini bukan pertama kalinya Puan menangis di depan publik.


Mobil UIRT-02 UI Racing Team Raih Prestasi di Kompetisi Internasional Ceko

5 hari lalu

Mahasiswa UI Racing Team yang meraih prestasi Kompetisi Internasional di Ceko. Dok Humas UI
Mobil UIRT-02 UI Racing Team Raih Prestasi di Kompetisi Internasional Ceko

Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan prestasi UI Racing Team mengalami peningkatan di Formula Student Czech Republic 2024.