TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo alias Jokowi setelah kontestasi Pemilu 2024. Dia menyinggung soal prinsip yang dipegang.
“Ya ketika konstitusi sudah dikhianati, ketika demokrasi sudah dikebiri, ketika supremasi hukum sudah dilanggar, spirit anti-nepotisme, kolusi, dan korupsi, kemudian bersemai dengan dukungan kekuasaan, apakah ini kita biarkan? Sebagai bangsa pejuang, kita kan punya suatu prinsip,” ujar Hasto ketika ditemui di Gedung MK II, Jakarta, Selasa, 16 April 2024.
Hasto kemudian menegaskan tidak ada pertemuan antara Megawati dan Jokowi usai Lebaran. Soal video beredar yang dinarasikan sebagai pertemuan Megawati dengan Jokowi itu tidak benar.
“Saya mau klarifikasi juga bahwa video yang beredar tentang pertemuan antara Ibu Mega dan Pak Jokowi pada saat Lebaran itu sama sekali tidak benar. Tidak ada pertemuan,” kata Hasto.
Menurut Hasto, pertemuan hanya dilakukan terhadap orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. “Kami menjadi benteng demokrasi. Sehingga, pertemuan hanya dilakukan terhadap orang-orang yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara, kedaulatan rakyat. Itu yang memperjuangkan demokrasi," kata dia.
Istana Kepresidenan sebelumnya menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka bersilaturahmi dengan siapa saja, termasuk Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri. Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menilai bulan Syawal adalah bulan yang paling tepat untuk mempererat silaturahmi.
“Terkait silaturahmi dengan Ibu Megawati sedang dicarikan waktu yang tepat,” kata Ari dalam pesan singkat kepada Tempo pada Jumat, 12 April 2024.
DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Pengamat Sebut Prabowo Bisa Redam Tensi setelah Pemilu 2024, Apa Alasannya?