TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Semarang (Unnes) Edi Subkhan menyebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi perlu membentuk tim khusus untuk menangani dugaan pencatutan nama dosen Universitas Malaysia Terengganu (UMT).
Sebelumnya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional atau Unas Kumba Digdowiseiso diduga mencatut sederet nama dosen kampus di Malaysia itu untuk publikasi jurnal ilmiah.
Menurut dia, kasus itu telah menjadi perbincangan internasional sehingga perlu ditindak tegas oleh pemerintah. "Karena ini kasusnya viral, saya pikir perlu ada tim khusus. Kalau ini tidak tertangani, Kementerian harus turun tangan karena sudah berkaitan dengan nama negara," ucap dia kepada Tempo, Sabtu, 13 April 2024.
Hal ini, kata dia, perlu penanganan serius lantaran kampus kerap menutupi kesalahan agar dosennya bisa meningkatkan publikasi jurnal ilmiah. Tak jarang karena tuntutan itu, sejumlah dosen melakukan cara culas untuk mencapainya. Salah satunya dengan memanfaatkan jurnal predator.
Tingginya tuntutan pemerintah mengenai kuantitas jurnal tersebut telah diwanti-wanti dan jadi perbincangan di beberapa forum internasional. Maka itu, kata dia, pemerintah khususnya Kemendikbudristek seharusnya betul-betul memperhatikan hal ini.
"Ada publikasi ilmiah yang melihat kuantitas publikasi di Indonesia meningkat pesat, tapi sebenarnya kalau dilihat dari sisi kualitas kemudian dari sisi kewajaran, itu dicurigai. Kemudian muncul istilah-istilah predatory journal atau fake journal," tuturnya.
Menurut dia, pemerintah seharusnya membangun iklim ilmiah atau basis keilmuan di universitas dengan mengutamakan kualitas dibanding kuantitas.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional, Kumba Digdowiseiso, dituduh telah mencatut nama sederet panjang dosen di sebuah universitas di Malaysia untuk multipublikasi penelitian di jurnal predator. Universitas itu memang pernah dikunjungi Kumba namun para dosennya tersebut mengaku tak tahu menahu riset dan publikasi oleh sang Guru Besar muda Unas itu.
"Kami tidak tahu orang ini," kata Safwan Mohd Nor, seorang associate professor bidang keuangan di Universiti Malaysia Terengganu kepada Retraction Watch dalam artikel 10 April 2024.
Pilihan Editor: Gelar Guru Besar Dekan Unas yang Diduga Catut Nama Dosen Malaysia Diminta Dicopot