TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar umat muslim telah merayakan hari raya Idul Fitri atau lebaran 2024 pada Rabu, 10 April 2024. Namun, ada beberapa golongan yang merayakan lebaran di tanggal yang berbeda. Golongan tersebut ialah warga muslim di Kabupaten Aceh Barat dan jemaah Masjid Aolia, Panggang, Gunungkidul.
Sebagian besar warga di Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Barat Daya masih melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1445 Hijriah pada Rabu, 10 April 2024. Padahal pemerintah pada hari itu menetapkan sudah masuk 1 Syawal atau Hari Raya Idul Fitri.
“Ribuan masyarakat muslim di Aceh Barat yang masih berpuasa ini, akan berhari raya pada Kamis,” kata Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Barat, Muhammad Isa kepada Antara di Meulaboh, Rabu, 10 April 2024.
Muhammad Isa mengatakan keputusan pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1445 Hijriah pada Rabu 10 April 2024 atau di genapkan menjadi 30 hari, hal ini berdasarkan hasil keputusan musyawarah dari ulama-ulama dayah (pesantren tradisional) di Kabupaten Aceh Barat.
Keputusan tersebut adalah hasil dari para ulama yang ikut melihat hilal pada Selasa di Kompleks Rukyatul Hilal Kabupaten Aceh Barat berlokasi di Desa Suak Geudubang, Kecamatan Samatiga, tidak melihat adanya hilal karena tertutup mendung. Atas dasar tersebut, kemudian para ulama dayah Kabupaten Aceh Barat melakukan rapat dan musyawarah, dan kemudian mengambil keputusan untuk menggenapkan bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah menjadi 30 hari.
Selain itu, para ulama juga menyetujui pelaksanaan lebaran 2024 jatuh pada Kamis, 11 April 2024. Muhammad Isa mengatakan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat menghormati sepenuhnya perbedaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, mengingat keputusan tersebut selama ini sering terjadi.
“Adanya perbedaan Hari Raya Idul Fitri di Kabupaten Aceh Barat merupakan hal yang lumrah, karena sudah sering terjadi bertahun-tahun,” katanya.
Sebelumnya, jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul merayakan hari raya Idulfitri pada Jumat, 5 April 2024. Para jemaah Masjid Aolia itu melaksanakan salat Id di aula rumah Imam jemaah Masjid Aolia Kyai Haji Ibnu Hajar Pranolo yang akrab disapa Mbah Benu di Padukuhan Panggang III, Kelurahan Giriharjo, Panggang, Kabupaten Gunungkidul Jumat pukul 06.00 WIB.
Sebagian jemaah juga menggelar salat id di Masjid Aolia yang berjarak sekitar 30 meter dari rumah Mbah Benu. "Saya tidak tahu jemaah ini datang dari daerah mana saja," kata Mbah Benu, Jumat.
Mbah Benu menuturkan jemaahnya yang tersebar di seluruh dunia juga melaksanakan salat id hari ini. Yang ia ketahui jemaahnya ada dari di Kalimantan, Papua, Malaysia, India hingga Inggris.
Adapun terkait lebih awalnya pelaksanaan salat Id itu, Mbah Benu mengatakan tidak ada metode penghitungan hari seperti umumnya, melainkan berdasar keyakinan bersama. "Sesuai keyakinan," kata dia.
Jemaah Masjid Aolia memang sedari dulu memiliki prinsip sendiri dalam menentukan jadwal awal puasa dan lebaran. Pada tahun ini, Kelompok ini memulai puasa Ramadan sejak 7 Maret 2024. Berbeda dengan penetapan pemerintah pada 12 Maret. Demi menghormati muslim lain, kelompok ini tak mengumandangkan takbir saat perayaan lebaran.
ANANDA RIDHO SULISTYA | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan Editor: Jemaah Masjid Aolia Gunungkidul Sudah Rayakan Idul Fitri, Begini Asal Usul Jemaah Mbah Benu