TEMPO.CO, Jakarta - Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo mengajak masyarakat ikut peduli dengan kasus tindak pidana perdagangan orang atau TPPO, pencucian uang, hingga kerusakan lingkungan saat mengisi khotbah pada Misa Paskah Pontifikal di Gereja Katedral Jakarta, Ahad, 31 Maret 2024.
"Di tahun 2024 kita membaca, mendengar, dan melihat di media massa tentang perbudakan di negeri kita, mulai dari TPPO yang korbannya tidak sedikit, kejahatan korupsi, hingga tindak pidana pencucian uang," ujar Suharyo.
Gereja Katedral mengusung tema Paskah 2024 yakni "Solidaritas dan Subsidiaritas untuk Mencapai Kesejahteraan Bersama", yang mengajak seluruh umat Katolik bangkit bersama Kristus dan berani mengubah diri. Suharyo menyebutkan kejahatan-kejahatan seperti TPPO dan lain-lain bermula dari keserakahan.
"Keserakahan memperbudak orang secara fisik, psikis, dan komunal, merusak bukan hanya kehidupan pribadi, tetapi juga kehidupan bersama," ujar dia.
Untuk itu, Suharyo mengajak seluruh umat agar memaknai Paskah dengan kembali kepada Kristus.
"Kristus macam apa yang akan kita biarkan hidup di dalam hidup kita? Berdasarkan khotbah Petrus, Yesus berkeliling sambil berbuat baik karena Allah menyertai dia, untuk itu, mari kita menimba kekayaan Paskah dan membuat hidup kita semakin bermakna,” kata dia.
Penanganan TPPO Perlu Kerja Sama Internasional
Lebih lanjut, Suharyo menyebut penanganan TPPO perlu kerja sama internasional. Hal tersebut disampaikan Suharyo pada konferensi pers memperingati Paskah 2024 di Gereja Katedral, Jakarta pada Ahad menanggapi kasus perguruan tinggi yang diduga terlibat TPPO berkedok magang ke Jerman atau ferienjob.
"Mengenai TPPO, kalau menyangkut negara seperti Jerman, itu kan sangat mengejutkan. Di dalam lingkungan gereja itu ada gerakan atau organisasi internasional namanya Talitha Kum, yang ada di organisasi itulah yang menangani perdagangan orang itu dan sering kali diajak ke sini (Gereja Katedral) untuk diminta bercerita," katanya.