TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan Masyarakat Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral Susyana Suwadie mengatakan dekorasi yang dipilih untuk menghiasi perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta tahun ini mencerminkan cinta Tanah Air.
“Tema dekor untuk Paskah kali ini, Katedral berkomitmen mendukung terus bagaimana kita cinta Tanah Air dengan kita menampilkan tradisi-tradisi Indonesia,” katanya di Jakarta, Jumat, 29 Maret 2024, dikutip dari Antara.
Berikut serba-serbi perayaan Tri Hari Suci Paskah Gereja Katedral Jakarta.
Budaya Betawi dan Dayak
Cinta Tanah Air dalam dekorasi Gereja Katedral Jakarta dalam perayaan Paskah kali ini terlihat dari pemilihan ornamen-ornamen yang dibalut dengan ciri khas daerah-daerah di Indonesia.
Patung-patung di Gereja Katedral Jakarta dibalut dengan pakaian-pakaian adat asal Betawi dan Kalimantan khususnya Suku Dayak Kalimantan Timur.
Selain itu, di Gereja Katedral Jakarta juga terdapat rumah adat Betawi yaitu rumah Kebaya atau rumah Bapang dan rumah adat Suku Dayak, yaitu Rumah Lamin.
Alasan pemilihan ornamen Betawi dan Dayak
Pemilihan adat Betawi dan Kalimantan Timur, menurut Susy, dipilih sebagai simbolis mengantar pindahnya ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Pemilihan adat Betawi karena saat ini ibu kota Indonesia berada di Jakarta sedangkan Kalimantan Timur dipilih karena ibu kota akan berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
“Kami menggunakan dua dekorasi yaitu Betawi dan IKN Kalimantan. Itu untuk mengantar bahwa ibu kota Jakarta akan beralih ke IKN,” katanya.
Susy mengatakan dari beberapa dekorasi dan ornamen yang ada pada perayaan Paskah 2024 sebenarnya telah digunakan pada momen-momen seperti Natal tahun lalu.
Pihak Gereja Katedral tetap memanfaatkan dekorasi dan ornamen yang sudah pernah dipakai agar tidak menimbulkan sampah baru dan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya daur ulang.
Proses Jalan Salib
Sebanyak 500 jemaat Gereja Katedral, disebut Susy, mengikuti prosesi Jalan Salib ibadat Jumat Agung pada perayaan Tri Hari Suci Paskah di Gereja Katedral Jakarta.
“Kalau ibadah Jalan Salib biasanya tidak seperti misa atau ibadat yang utamanya, karena ini adalah renungan pengantar. Untuk Jalan Salib pagi hari dan kita bisa lihat mungkin ini sekitar 500 orang,” katanya.
Ia menjelaskan prosesi Jalan Salib Kreatif diperankan oleh kurang lebih 60 orang muda-mudi Gereja Katedral dengan 25 orang diantaranya merupakan para aktor, sedangkan sisanya meliputi sutradara dan kru.