TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia atau PSI Kaesang Pangarep berterimakasih kepada masyarakat yang telah memilih partai berlambang bunga Mawar itu walaupun tidak lolos ambang batas parlemen sehingga calon legislatornya gagal melenggang ke Senayan.
Berdasarkan penetapan hasil Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum, PSI hanya mampu memperoleh sebanyak 4.260.169 suara untuk Pemilu Legislatif (Pileg). Secara persentase, menurutnya jumlah tersebut hanya sebesar 2,81 persen dari jumlah suara sah nasional.
"Yang sudah pasti nggak akan lolos ke Senayan. Tapi saya mewakili teman-teman, saya ucapkan terimakasih kepada teman-teman lapisan masyarakat," kata Kaesang di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PSI, Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis, 21 Maret 2024.
Kaesang berujar bakal mengevaluasi partai-nya itu untuk bisa menjadi lebih baik, khususnya untuk menghadapi Pemilu 2029. Menurutnya partai yang identik dengan generasi muda itu bakal terus berjuang dengan caranya sendiri.
Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni mengatakan bahwa pada pemilu kali ini PSI mengalami kenaikan suara walaupun belum bisa lolos. Pada pemilu sebelumnya, perolehan suara PSI pada Pileg hanya sebesar 1,8 persen.
"Jadi sama sekali bagi kami di PSI ini ini adalah modal yang baik, tadi dikatakan bahwa di DPRD kami mengalami lonjakan yang luar biasa. Sekarang ada 16 kabupaten/kota yang kami punya fraksi sendiri," katanya.
Reaksi berbeda ditunjukkan Partai Persatuan Pembangunan. Ketua Majelis Pertimbangan PPP M. Romahurmuziy menyatakan bahwa partainya menolak hasil pleno rekapitulasi suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang ditetapkan KPU.
Ia menyatakan penolakan tersebut setelah mencermati, meneliti, dan membandingkan rekapitulasi daerah pemilihan (dapil) demi dapil secara seksama dengan yang ditampilkan pada rapat pleno nasional sejak tanggal 8 hingga 20 Maret 2024.
"DPP sudah diminta menarik seluruh saksi PPP di KPU dan tidak menandatangani hasil pleno KPU sebagai bagian dari penggunaan hak konstitusional partai," kata Romahurmuzy dalam keterangan resminya.
Menurut dia PPP mendapatkan perbedaan angka yang cukup signifikan antara total perolehan nasional yang ditampilkan di layar pleno KPU dengan pembandingan di beberapa dapil. Raihan suara PPP secara nasional yakni 5.878.777 suara atau setara dengan 3,87 persen dari suara sah nasional sebesar 151.796.630 suara.
Berdasarkan data internal, menurut Romahurmuziy, perolehan suara PPP jauh melampaui ambang batas parlemen atau di atas 4 persen. Oleh karena itu, PPP sedang menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan gugatan ke Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi (MK) dalam rangka mengembalikan suara PPP yang digembosi di beberapa dapil.
Pilihan Editor: Apa Penyebab PPP Tidak Lolos ke Senayan Menurut Pengamat Politik?