TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ramai diisukan bakal berlabuh ke Partai Golkar. Isu itu mencuat pada Desember lalu dan santer lagi akhir-akhir ini. Desas-desus Jokowi bakal gabung ke Golkar mendapatkan tanggapan dari berbagai pihak, termasuk dari petinggi partai asal Jokowi, PDIP.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan semua orang bebas menentukan preferensi politik secara merdeka. Di sisi lain, pihaknya menyinggung soal konsistensi seseorang terhadap partai politiknya.
“Memang seseorang bebas menentukan pilihannya secara merdeka, tetapi rakyat juga akan tahu mana yang kemudian membesarkan mana yang kemudian memakai cara-cara pragmatis demi kekuasaan,” kata Hasto di Universitas Indonesia, Kamis, 7 Maret 2023.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira
Menurut Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira, Presiden Jokowi justru membutuhkan Golkar sebagai kendaraan politik untuk bisa tetap eksis dalam kekuasaan. Ungkapan tersebut sebagai respons isu yang menyebutkan Jokowi akan bergabung dan berpotensi menjadi calon Ketua Umum Partai Golkar.
“Pak Jokowi yang membutuhkan kendaraan apa yang bisa digunakan untuk dia bisa eksis di dalam proses kekuasaan ini ke depan nanti,” ujar Andreas dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin, 11 Maret 2023.
Politikus senior Golkar Jusuf Kalla
Jusuf Kalla atau JK menilai semua orang bisa saja bergabung ke Golkar. Meski demikian, pendamping Jokowi periode 2014-2019 ini mengatakan ada sejumlah persyaratan untuk bergabung.
“Ya semua orang bisa bergabung ke Golkar tapi dengan syarat-syarat, bergabung saja boleh, apa yang tidak boleh,” kata JK usai acara Muktamar Dewan Masjid Indonesia (DMI) di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Maret 2024.
Namun, menurut JK, jika gabung Golkar, Jokowi tak serta merta bisa menduduki posisi pengurus partai apalagi jadi ketua umum. Sebab syaratnya harus menjadi kader dan punya pengalaman paling tidak selama lima tahun sebagai pengurus partai. “Tapi kalau untuk jadi pengurus ada aturannya, kalau untuk jadi ketua atau jadi apa minimum 5 tahun harus punya (pengalaman) pengurus,” katanya.
Ketua Umum Partai Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto ketika ditanyai soal isu Jokowi gabung ke partainya mengatakan Golkar dan Jokowi memang sudah rapat. Kedekatan itu dibuktikan dengan iklan-iklan Golkar bersama Jokowi. Hal itu disampaikannya dalam rapat pleno hasil evaluasi Pemilu 2024 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Ahad, 10 Maret 2024.
“Pak Jokowi dan Partai Golkar memang sudah rapat. Karena sudah rapat, sudah beriringan, lihat saja iklan-iklan Partai Golkar bersama Pak Jokowi, sehingga tentu itu menunjukkan bahwa kedekatan Pak Jokowi dan kenyamanan Pak Jokowi dengan Partai Golkar,” ucap Airlangga.
Sebelumnya, saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 26 Februari 2024 lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian ini juga mengatakan kabar Jokowi bergabung ke Golkar adalah hal yang baik. Bagi Airlangga, meski dekat dengan Golkar, Jokowi adalah tokoh nasional milik semua partai
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang
Kader senior Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga mengklaim partainya siap menerima Presiden Jokowi bila ingin bergabung. Namun, kata dia, keputusan tersebut tetap berada di tangan orang nomor satu di Indonesia itu. Hal ini disampaikan Bamsoet di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Maret 2024. “Kalau Golkar sih terbuka,” katanya.
TIM TEMPO | ANTARA
Pilihan Editor: Bekas Narapidana Korupsi Nurdin Halid Lolos ke Senayan