TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisyam berharap Presiden Joko Widodo atau Jokowi bergabung dengan partai beringin setelah purna tugas Oktober 2024.
Ridwan mengatakan, secara pribadi, Jokowi sebetulnya sudah menjadi bagian dari Golkar lebih dari dua dekade silam. "Beliau adalah pengusaha, di era Orde Baru pengusaha itu adalah anggota Golkar," kata Ridwan saat dihubungi, Selasa, 12 Maret 2024.
Pada 2002 lalu, Ridwan bercerita, nama Jokowi untuk pertama kalinya didengar oleh politikus berdarah Bugis tersebut. Saat itu, Jokowi menjadi Ketua Asosiasi Pengusaha Meubel Indonesia (Asmindo) Solo Raya.
Sementara Ridwan, menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) daerah Jawa Timur. Di sinilah mereka berkenalan dan mulai menjalin keakraban. Apalagi Jokowi juga menjadi pengurus Kamar Dagang Indonesia (Kadin) wilayah Solo Raya. "Saat itu, pengusaha, pengurus Kadin atau Hipmi otomatis jadi anggota Golkar," ujar dia.
Dia menjelaskan, bahwa para pengusaha disebut secara otomatis menjadi anggota partai beringin, ialah lantaran Golkar merupakan partai politik yang berembrio dari para kalangan pengusaha. "Jadi Pak Jokowi itu adalah Golkar sejak dulu," kata dia.
Kabar mengenai bakal bergabungnya Jokowi ke partai beringin mencuat di tengah-tengah suasana panas bakal diusulkannya Musyarawah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar, setelah terjadi ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Airlangga Hartarto yang tidak menjalankan amanat menjadi calon presiden atau wakilnya di Pemilu 2024.
Isu yang mulanya berkecamuk pada Juli 2023 lalu ini, kemudian membuka jalan baru bagi Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia untuk maju menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Airlangga.
Seorang politikus Golkar dan kolega Bahlil bercerita, Bahlil telah mendapatkan restu dari Jokowi untuk maju sebagai Ketua Umum Golkar. Setelah mendapat restu, Bahlil ditengarai bakal menggoyang kepemimpinan Airlangga lewat usulan Munaslub. "Ini juga menjadi jalan untuk Jokowi menguasai Golkar," kata politikus tersebut.
Ridwan Hisyam menepis anggapan bahwa bergabungnya Jokowi ke partai beringin adalah untuk mengambil alih kuasa partai. Dia mengatakan, masuknya Jokowi diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Golkar. "Jadi beliau tidak purna tugas. Baktinya untuk bangsa dan negara tetap berjalan melalui Golkar," kata Ridwan.
Adapun, saat akan mencalonkan diri menjadi Wali Kota Solo, Ridwan bercerita jika Jokowi mulanya sempat ingin meminta dukungan dan diusung oleh Golkar.
Namun, kata Ridwan, saat itu Dewan Pimpinan Daerah Golkar Solo tidak bisa mengabulkan keinginan Jokowi. Dan menyarankan Jokowi untuk mencari kendaraan lain untuk maju ke arena. "Sampai akhirnya beliau gabung dengan PDIP dan sukses seperti sekarang," ujarnya.
Jokowi, kata Ridwan, memiliki peluang besar jika bergabung dengan Golkar. Dia mengatakan, Jokowi akan menjabat di dalam struktur Dewan Partai jika masuk Golkar. "Jadi jangan lagi bicara KTA," ucapnya.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kritstiyanto dan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP, Djarot Syaiful Hidayat belum menjawab pesan pertanyaan soal rencana Jokowi ke Golkar yang dikirimkan Tempo ke nomor telepon WhatsApp-nya.
Pilihan Editor: Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?