Pemilih DPK yang emosi
Sementara Anggota Bawaslu RI Lolly Suhenty mengatakan, dalam PSU Kuala Lumpur, terdapat sejumlah pemilih DPK yang emosi terhadap penyelenggara karena keberatan menunggu satu jam sebelum waktu pencoblosan berakhir, seperti yang terjadi di KSK 020, 102, dan 103.
"Secara substansi adalah kerepotan mengarahkan pemilih DPK yang ingin dilayani lebih awal. Padahal, kami punya kepentingan agar yang DPT (Daftar Pemilih Tetap) tidak kehabisan surat suara," kata Lolly.
Lolly menambahkan beberapa catatan lain yang terjadi seperti pembukaan TPS/KSK yang tidak tepat waktu, tidak ada pembacaan sumpah pada pembukaan TPS, DPT Luar Negeri (DPTLN) tidak ditempel di TPS, keterbatasan personel di bagian pendaftaran.
Caleg datang ke lokasi
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) serta Migrant Care yang sedang melakukan pemantauan langsung di Kuala Lumpur sebelumnya menyebutkan ada beberapa anggota DPR RI petahana yang juga kini maju sebagai caleg hadir saat PSU Kuala Lumpur seperti Masinton Pasaribu dari PDIP, Achmad Baidowi dari PPP, dan Uya Kuya dari PAN.
Staf Migrant Care Santosa saat dihubungi di Jakarta, Ahad lalu, 10 Maret 2024, mengatakan para caleg tersebut tidak mendatangi langsung lokasi pencoblosan yang dipusatkan di Putra World Trade Center, tetapi berkeliaran di sekitar lokasi tersebut.
Uya Kuya, misalnya, dilaporkan hanya "ngopi-ngopi" di samping gedung PWTC, dekat hotel Sari Pan Pacific. Namun keberadaannya kerap kali terlihat. "Ada orang lihat dia otomatis ngajak foto, akan dia layani," ujar Santosa.
Selanjutnya: Respons Bawaslu soal kedatangan caleg