TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta seluruh elemen masyarakat dapat menghormati perbedaan yang terjadi soal penetapan 1 Ramadan 1445 H. Eks Ketua Majelis Ulama Indonesia menyarankan warga tetap menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
“Sikap yang kita harus bagun adalah sikap saling pengertian, legowo, untuk bisa berbeda. Dan itu sudah lama kita berbeda. Jadi masing-masing saja,” kata Ma’ruf dalam keterangan usai kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Daarul Archam, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis, 7 Maret, dikutip dari video Sekretariat Wakil Presiden.
Kementerian Agama akan menyelenggarakan sidang isbat untuk penentuan awal Ramadan 1445 Hijriyah pada Ahad, 10 April 2024. Hasil dari sidang isbat ini kerap menimbulkan perbincangan di masyarakat, sebab perbedaan penetapan awal puasa antara pemerintah dengan organisasi massa Islam.
Sebelumnya diberitakan, Pimpinan Pusat atau PP Muhammadiyah mengusulkan peniadaan sidang isbat penentuan awal Ramadan. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengkonfirmasi hal ini.
"Dengan tidak diadakan isbat, lebih menghemat anggaran negara yang secara keuangan sedang tidak baik-baik saja," ucap Mu'ti lewat pesan tertulis kepada Tempo, Sabtu.
Menanggapi usual itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan sidang isbat sudah menjadi aturan dari pemerintah. Sehingga butuh proses yang panjang untuk menghapusnya.
"Nggak bisa, misalnya Menteri Agama tiba-tiba bilang tahun ini enggak ada sidang isbat. Kalau gitu kami juga akan protes karena sudah jadi aturan," kata Yahya dalam jumpa pers di Jakarta Pusat pada Sabtu, 9 Maret 2024.
Dalam keterangan di Tangerang pada Kamis, Ma’ruf mengatakan jika ada perbedaan hari antara Muhammadiyah dan NU, itu bukan lah sebuah masalah. Sebab, dalam melihat keberadaan hilal, terdapat beberapa kriteria yang digunakan dan mungkin diinterpretasikan berbeda oleh setiap anggota sidang.
Wapres mengimbau agar masyarakat tetap beribadah dengan sungguh-sungguh dan nantinya merayakan hari kemenangan mengikuti jadwal penetapan yang dipilihnya. Maruf berseloroh yang paling penting umat konsisten,
“Jangan waktu puasa ikut pemerintah lebih belakang, giliran lebaran ikut yang lebih dulu, itu tidak betul,” ucap Ma’ruf.
Pilihan Editor: Stanford Mau Bangun Kampus di IKN, Kemendikbud: Kami Belum Terima Usulan Itu