TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi terbang ke Melbourne pada Senin pagi, 4 Maret 2024, untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi atau KTT Spesial ASEAN - Australia. Selain menghadiri persamuhan puncak blok Asia Tenggara dan Australia, Jokowi juga akan bertemu dengan sejumlah pemimpin pemerintahan.
Selama lawatan tiga hari ke Negeri Kanguru, Jokowi akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Perdana Menteri Christopher Luxon, dan Perdana Menteri Kamboja Hun Menet. Dalam keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin, 4 Maret 2024, Presiden menyatakan salah satu yang akan dibahas saat melakukan pertemuan bilateral adalah soal proyek dan investasi Ibu Kota Nusantara atau IKN.
Jokowi mengatakan kerja sama pertahanan akan dibahas dalam pertemuannya dengan Albanese. “Tapi belum sampai sedetail apa yang akan kita bicarakan,” katanya.
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles menyatakan pihaknya dan Indonesia berharap dapat menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan yang ‘sangat signifikan’ dalam beberapa bulan ke depan. Marles mengatakan ini pada Jumat, 23 Februari 2024 setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Jakarta.
“Australia dan Indonesia memiliki takdir yang sama dan keamanan kolektif yang sama dan itulah landasan kita untuk bergerak maju,” kata Marles usai bertemu Prabowo, dikutip Reuters.
Dalam pernyataan bersama, Prabowo memuji hubungan baik tersebut dan mengatakan kedua negara ditakdirkan untuk menjadi tetangga yang baik. Prabowo kemungkinan akan menjadi presiden Indonesia berikutnya setelah pemilu 14 Februari 2024, berdasarkan sejumlah survei hitung cepat dan perhitungan langsung komisi pemilihan umum.
Tidak ada menteri yang memberikan rincian mengenai perjanjian tersebut, namun Prabowo memperkirakan perjanjian tersebut akan ditandatangani dalam waktu dua atau tiga bulan.
Pilihan Editor: Jokowi Bertolak ke Melbourne untuk KTT Spesial ASEAN - Australia