TEMPO.CO, Jakarta - Seniman Butet Kartaredjasa sedang menyiapkan pameran seni rupa bersama sebagai bentuk ekspresi merespon berbagai keganjilan dalam Pilpres 2024, termasuk kisruh pemungutan suara pada 14 Februari lalu.
Butet menggandeng kurator seni Suwarno Wisetrotomo dalam pameran yang akan menampilkan berbagai karya seni instalasi dan lukisan di Yogyakarta pada Agustus 2024.
"Yang merasa demokrasi tidak baik-baik saja ayo ikut pameran," kata Butet di rumahnya seusai mengundang makan siang Calon Presiden Ganjar Pranowo beserta istri, Siti Atikoh Suprianti di rumahnya di Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta, Sabtu, 17 Februari 2024.
Namun Butet belum menjelaskan secara detail tema lukisan yang akan dia buat dan siapa saja seniman yang terlibat. Raja monolog itu menyatakan seniman perlu terus bersuara mengawal demokrasi karena telah terjadi penghianatan demokrasi dalam pemilu. Ditandai, lanjut dia, dengan pencalonan Gibran sebagai cawapres, pelanggaran kode etik Ketua MK Anwar Usman yang merupakan Paman Gibran yang meloloskan Gibran soal batas usia capres dan cawapres.
Butet menyatakan ekspresi seniman dalam pameran itu sebagai sikap protes terhadap berbagai keganjilan hasil pemilu. Keganjilan itu misalnya terdapat suara yang lebih dari 300 di tempat pemungutan suara. "Ada TPS yang suaranya lebih dari 500 ribu. Kalau nggak ganjil, lha ini siapa yang waras," ujar Butet.
Selain itu, Butet melihat keganjilan lain yakni jagoan yang dia usung yakni Ganjar-Mahfud menang di luar negeri, tapi kalah di dalam negeri. Padahal, pada pemilu sebelumnya Presiden Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono yang menang di luar negeri juga menang di dalam negeri.
Dia menyatakan tidak takut terhadap berbagai potensi intimidasi yang akan terjadi karena ekspresi itu. Butet menekankan kebebasan berekspresi yang dilindungi Undang-Undang Dasar.
SHINTA MAHARANI
Pilihan Editor: Akui Bertemu Tim Hukum Anies-Muhaimin, TPN Ganjar-Mahfud Minta Penyelenggara Pemilu Investigasi Dugaan Kecurangan Pilpres 2024