TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud tidak menyangkal calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 itu kerap mendapat serangan melalui kampanye negatif. Kubu Ganjar-Mahfud menyebut kampanye negatif itu masih berseliweran di media sosial menjelang masa akhir kampanye.
“Setiap hari itu ada yang menyerang, bahkan menyebarkan yang bukan fakta,” kata Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud Patria Gintings, seperti dikutip Koran Tempo pada Jumat, 9 Februari 2024.
Patria menyebut TPN melalui tim siber berupaya mengontrol dan melawan serangan seperti itu dengan membuat konten yang berkaitan dengan hasil riset dan fakta. Dia mencontohkan, seperti serangan kepada Ganjar seperti perkara megakorupsi Kartu Tanda Penduduk Elektronik alias e-KTP atau polemik izin pembukaan tambang andesit di Wadas, Jawa Tengah.
“Jadi serangannya itu masih pakai isu lama. Sehingga kita respons dengan membeberkan faktanya,” ujarnya.
Meski demikian, Patria menyebut TPN Ganjar-Mahfud tetap menjalankan kampanye positif untuk mengenalkan program, visi, dan misi dari pasangan nomor urut 3 itu. Di sisi lain, kubu Ganjar-Mahfud juga memiliki tim khusus untuk menangkal serangan udara dari lawan, yaitu Sahabat Ganjar berduet dengan Tim Pantau Lacak, dan Menangkan Ganjar.
Sumber Tempo menyebut tim itu dibentuk untuk mem-branding dan menarik simpati publik ihwal agenda, program, visi, dan misi dari Ganjar-Mahfud. Produk kampanye itu juga dikemas secara positif, tidak ada unsur merundung, hoaks, dan adu domba antarkadidat di Pilpres 2024.
Sumber tersebut mengatakan, Tim Pantau Lacak dan Menangkan Ganjar ini dikomandoi oleh Ketua Umum Sahabat Ganjar, Gus Nahib Shodiq dan dibantu dengan Sejarawan, Bonnie Triyana. Mereka bertugas memproduksi konten berjenis audio dan visual di media sosial. Namun, Bonnie membantah jika dirinya disebut menjadi bagian dari Tim Pantau Lacak dan Menangkan Ganjar pada Pilpres 2024 ini.
Hasil survei Poltracking
Pasangan nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam survei elektabilitas yang dilakukan Poltracking Indonesia dengan suara 50,9 persen.
Adapun pasangan Anies-Muhaimin menempati posisi kedua dengan perolehan 25,1 persen dan disusul oleh Ganjar-Mahfud sebesar 18,4 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 5,6 persen. Angka ini, kata Hanta, merupakan data yang diperoleh sebelum model prediksi atau prediktif model.
"Setelah menggunakan model prediksi, dari 5,6 persen yang belum tahu atau tidak jawab terdistribusi sebanyak 44,8 persen ke Anies-Muhaimin, 13,8 persen ke Prabowo-Gibran dan 41,4 persen ke Ganjar-Mahfud," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda ketika memaparkan temuan hasil survei pada Jumat, 9 Febuari 2024.
Sehingga, kata Hanta, terlihat prediksi perolehan tiga pasang calon yaitu 27,6 persen ke Anies-Muhaimin, 51,7 persen ke Prabowo-Gibran, dan 20,7 persen ke Ganjar-Mahfud.
"Kalau dimasukan margin of error 2,9 persen maka Anies-Muhaimin akan tembus sebanyak 30,5 persen atau turun 24,7 persen. Sedangkan Prabowo-Gibran akan tembus 54,6 persen dan akan turun sebesar 48,8 persen. Kemudian Ganjar-Mahfud juga akan tembus sebesar 23,6 persen dan akan turun sebesar 17,8 persen," katanya.
Survei tersebut menggunakan populasi warga Indonesia yang punya hak pilih dengan metode multistage random samping. Jumlah Sample 1.220 responden dengan margin of eror +/- 2,9 persen. Metode dan waktu, wawancara tatap muka pada periode 27 Januari - 2 Febuari 2024.
ADIL AL HASAN | YUNI ROHMAWATI | KORAN TEMPO
Pilihan Editor: Sikapi Situasi Pilpres 2024, Masyarakat Antropologi Indonesia Ungkap 10 Poin Keprihatinan