TEMPO.CO, Garut - Calon presiden nomor urut satu, Anies Rasyid Baswedan, menyoroti kinerja pemerintah saat ini yang dinilai kurang memperhatikan kesejahteraan masyarakat. Kritikan itu disampaikan Anis saat kampanye terbuka di lapangan Jayaraga, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis 8 Februari 2024.
Salah satu yang menjadi sorotan yakni pengendalian harga pangan. Saat ini harga beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga beras premium di pasaran berkisar antara Rp. 15.000 - 16.000 per kilogramnya. Begitu juga di Kabupaten Garut, harga beras saat ini mencapai Rp. 16.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga beras sebesar Rp. 13.000.
Kenaikan harga pangan ini cukup memberatkan bagi masyarakat. Terutama masyarakat kalangan ekonomi rendah. "Bagaimana kalau kita teruskan mahalnya sembako ini. Bagaimana yang seperti ini mau kita teruskan," ujar Anies yang disambut penolakan peserta kampanye di lapangan Jayaraga.
Tak hanya masalah sembako, Anies juga mengkritik ketersediaan pupuk bagi petani. Menurutnya, para petani harus dapat mengakses dengan mudah kebutuhan pupuk murah bagi pertanian.
Anies menilai bila kondisi saat ini dibiarkan akan ketimpangan sosial. Karena itu, kata dia, perubahan harus segera dilakukan. "Masalah ini sebenarnya tidak sulit, seperti harga beras. Bisa diselesaikan tapi ini diabaikan tidak jadi prioritas," ujarnya.
Dalam kampanye yang dihadiri ribuan warga Garut ini Anis pun menyinggung tentang bantuan sosial, dirinya bersama Muhaimin Iskandar, akan tetap menyalurkan bansos bila terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden nanti. Menurutnya penyataan penghentian bansos bila pasangan Amin terpilih merupakan hoax.
Pilihan Editor: Ahok Bahas Luka Lama Soal Sosok Berkuasa yang Menjebloskannya ke Penjara, Siapa Dia?