TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyambangi kediaman pakar lingkungan sekaligus mantan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Emil Salim, pada Sabtu malam, 27 Januari 2024. Pertemuan tertutup sekitar 90 menit itu berlangsung di rumah Emil di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
"Surprise saja buat saya karena beliau ternyata sudah menulis surat ke saya cukup lama dan ingin menyampaikan beberapa poin penting dan masukan sebagai seorang senior yang pernah menjadi menteri yang sangat concern pada problem lingkungan," kata Ganjar usai pertemuan itu.
Selain itu, Ganjar mengaku dirinya mendapat masukan soal isu lingkungan hidup dari Emil Salim. Menurut dia, isu lingkungan, seperti perubahan iklim, menjadi tantangan utama Indonesia yang harus diselesaikan pemimpin ke depan.
Menurut Ganjar, perubahan iklim akibat pemanasan global diperkirakan akan membawa dampak mengerikan bila tidak dilakukan mitigasi dengan baik. Belum lagi permasalahan ketahanan pangan, transisi energi, hingga bonus demografi. Kondisi itu, kata Ganjar, akan menjadi pertimbangan dirinya bersama calon wakil presiden Mahfud Md dalam kontestasi Pilpres 2024.
"Maka perencanaannya harus terbaik di mitigasi sungguh-sungguh, sehingga ke depan kita akan menghadapi situasi yang memang tidak mudah. Itu pesan yg menurut saya penting sekali untuk dilakukan," kata dia.
Selain persoalan lingkungan, Ganjar mengatakan dirinya juga membahas pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan yang mesti diperhatikan dalam menyambut bonus demografi.
"Situasi dunia yang berubah itu mesti direspons dengan pendidikan yang sangat baik dan merata, berkeadilan. Itu keyword yang menurut saya bagus sekali dan beliau berulang-ulang menyampaikan kepada saya perhatikan Indonesia Timur, perhatikan Indonesia timur itu beliau sampaikan berulang-ulang," kata dia.
Sementara itu, Ganjar mengaku dirinya menyayangkan masalah tersebut sudah sering dibicarakan oleh berbagai pihak, tetapi belum ada upaya serius dari pemerintah untuk mempercepat penyelesaian terkait lingkungan dan pendidikan.
"Nggak semuanya sebenarnya mengerti problem ini, tapi beliau sampaikan ketika semua orang sudah tahu problemnya, satu saja pertanyaannya. Kenapa tidak ada strong leader yang berani mengambil keputusan, karena itu tidak pernah populer," kata Ganjar.
Pilihan Editor: Jokowi Sebut Presiden Boleh Memihak, Gielbran: Memang Alumnus UGM Paling Memalukan