Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bela Harga Diri Sampai Mati, Ini 5 Penyebab Carok di Madura Menurut Penelitian

image-gnews
Celurit. (puisianwari.blogspot.com)
Celurit. (puisianwari.blogspot.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Jumat malam, 12 Januari 2024 lalu, empat orang tewas setelah terlibat carok di Bangkalan, Jawa Timur. Mereka adalah Matterdam, Mattanjar, Najehri, dan Hafid warga Desa Larangan Timur. Nyawa para korban melayang setelah melawan Hasan Busri dan Mochamad Wardi dalam gelut maut tersebut.

“Dua tersangka adalah kakak-adik warga Desa Bumianyar,” kata Kepala Kepolisian Resor Bangkalan Ajun Komisaris Besar Febri Isman Jaya, kepada media, Senin, 15 Januari 2024.

Membahas soal carok, apa sebenarnya penyebab gelut maut yang menjadi tradisi di Madura ini?

Disadur dari buku Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura (2006), oleh A. Latief Wiyata, carok berasal dari bahasa Kawi Kuno, ecacca erok-orok yang berarti dibantai atau mutilasi. Secara definitif, carok merupakan tradisi menyabung nyawa dalam menyelesaikan suatu konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat suku Madura.

Penyebab terjadinya carok biasanya dikarenakan harga diri tercoreng, perebutan takhta di keraton, perselingkuhan, hingga sengketa tanah. Masyarakat Madura memang menjunjung tinggi harga diri. Sebab mereka berpegang teguh pada peribahasa “katembheng pote mata ango’a poteya tolang”, artinya “daripada menanggung malu, lebih baik berkalang di tanah”.

Peribahasa ini melekat pada tiap insan masyarakat Madura yang menandakan tingginya upaya mempertahankan harga diri dari tiap individu masyarakat Madura. Tradisi carok dianggap sebagai salah satu cara menyelesaikan suatu perkara yang menyangkut harkat dan martabat. Pada praktiknya, carok dilakukan baik antar perseorangan, kelompok, bahkan antar keluarga.

Penyebab terjadinya carok menurut penelitian

Berikut penyebab terjadinya carok, menurut penelitian dalam jurnal Sikap Masyarakat Madura Terhadap Tradisi Carok: Studi Fenomenologi Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Madura (2015) oleh Rokhyanto dan Marsuki dari IKIP Budi Utomo Malang dalam El Harakah Vol.17 No.1 Tahun 2015:

1. Perempuan atau istri

Salah satu motif carok bisa terjadi karena persoalan perempuan atau istri. Hal ini pernah berlaku pada 1985 di Desa Pandian Sumenep antara Ismail dan Abdul Rapik. Motifnya adalah istri Ismail digoda oleh Abd Rapik yang pada akhirnya keduanya saling mencintai. Ismail yang tidak terima lalu menantang Abdul Rapik untuk carok. Beruntung keduanya tidak sampai meninggal dunia dan hanya mengalami luka.

2. Kesalahpahaman

Carok juga bisa terjadi karena kesalahpahaman. Kasusnya pernah terjadi pada Ahad malam, 1 November 2009 silam di Desa Bulangan Timur Kecamatan Pegantenan Pamekasan, Madura. Bukan perorangan, carok tersebut terjadi massal antara dua kelompok yang dipimpin oleh Ustadz Ruslan warga desa Tebul Timur yang berprofesi sebagai guru madrasah dengan Rusdi warga Desa Bulangan Timur Kecamatan Pegantenan Pamekasan.

Motif peristiwa carok ini adalah kesalahpahaman yang bermula dari pemukulan keponakan ustadz Ruslan yang bernama Muzakki oleh Rusdi pada 30 Oktober 2009, satu hari sebelum kejadian. Carok ini menyebab satu orang meninggal dunia dan 3 orang luka-luka.

3. Rebutan tanah atau warisan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Carok juga disebabkan oleh persoalan warisan dan tanah. Salah satu kasus motif ini terjadi pada Rabu 12 Juli 2007. Kala itu terjadi carok massal di Desa Bujur Tengah Kecamatan Batu Marmar Kabupaten Pamekasan yang melibatkan dua kubu antara Kepala Desa Bujur tengah, Mursyidin dengan mantan Kepala Desa Bujur Tengah, Baidlowi.

Peristiwa carok massal ini bermula dari sengketa lahan tembakau seluas 5,8 hektare yang dikenal sebagai tanah bengkok. Masyarakat desa percaya, tanah itu adalah peninggalan Kerajaan Majapahit yang kemudian menjadi aset desa atau percaton. Akibat dari perselisihan ini, terjadilah carok massal yang pada akhirnya menewaskan sedikitnya delapan warga Desa Bujur Tengah Batu Marmar, Pamekasan, Madura, termasuk Mursyidin dan ibunya.

4. Agama atau keyakinan

Carok di pulau Madura kadang kala bisa terjadi disebabkan oleh persoalan agama atau keyakinan. Menurut Rokhyanto dan Marsuki, persoalan agama dianggap sesuatu yang sangat vital dalam masyarakat Madura, khususnya agama Islam. Bahkan perbedaan paham bagi sebagian orang Madura yang mengarah pada pelecehan atau penghinaan agama dapat menyebabkan konflik horizontal yang menyulut terjadinya carok.

5. Pencurian

Mengambil hak orang lain atau mencuri menjadi salah satu pemicu dan motif terjadinya carok di Madura. Salah satu kasus carok karena motif ini pernah terjadi di Desa Batuan Sumenep di 1960. Peristiwa ini bermula dari dua orang yang bernama Tajir dan Ismail. Pada suatu ketika, Tajir yang bekerja di luar kota menitipkan uang, pakaian, dan barang-barang kebutuhan lainnya untuk istri dan keluarga di Sumenep kepada Ismail yang ingin pulang kampung.

Pada suatu ketika Tajir menanyakan kepada keluarganya tentang uang dan barang titipan yang dikirimkan melalui Ismail tersebut. Tetapi sang istri menjawab bahwa tak ada satu pun kiriman itu yang ia terima.

Mendengar masalah ini, Tajir segera mendatangi Ismail dan menanyakan perihal kiriman tersebut. Karena sudah terlanjur malu, Ismail langsung menantang Tajir bercarok. Dalam duel carok ini, Ismail tewas sedangkan Tajir dihukum dan mendekam di Nusa Kambangan.

Penyebab terbanyak terjadinya carok menurut penelitian

Menurut penelitian Rokhyanto dan Marsuki tersebut, dari kelima motif ini, persoalan perselingkuhan memicu paling banyak terjadinya carok di Madura. Menurut hasil wawancara peneliti dengan beberapa tokoh masyarakat Madura, persoalan perempuan kebanyakan memicu terjadinya carok.

Kasus perselingkuhan disebut sebagai ebacco atau tidak bisa dicuci. Sedangkan motif lainnya masih bisa dilakukan pertimbangkan.

Kesimpulan tersebut serupa dengan penelitian sebelumnya oleh A. Latief Wiyata yang dituangkan dalam buku Carok: Konflik Kekerasan dan Harga Diri Orang Madura (2006). Studi Wiyata menunjukkan bahwa persoalan perempuan merupakan motif yang sangat rawan mengundang terjadinya carok, hingga 60,4 persen. Diikuti kesalahpahaman 16,9 persen, dan motif hutang piutang dan tanah warisan masing-masing menunjukkan 9,2 persen dan 6,7 persen.

Pilihan Editor: 4 Orang Tewas Terlibat Carok di Bangkalan, Ini Tradisi Bela Harga Diri Masyarakat Madura

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dua Remaja Dipergoki Curi Baut Bantalan Rel Kereta Api

5 hari lalu

Ilustrasi pencuri. Dok.TEMPO/Fully Syafi;
Dua Remaja Dipergoki Curi Baut Bantalan Rel Kereta Api

Mereka berencana menjual baut bantalan rel kereta api itu kepada penadah barang bekas.


Beraksi Saat Musim Mudik Lebaran, Pencuri Ditangkap Berdasarkan Sinyal Telepon

5 hari lalu

Ilustrasi pencurian atau pembobolan rumah. zastita.info
Beraksi Saat Musim Mudik Lebaran, Pencuri Ditangkap Berdasarkan Sinyal Telepon

Tersangka mengincar rumah kosong yang ditinggal mudik Lebaran oleh pemiknya. Terakhir, tersangka mencuri di Perumahan Pagira Bangun, Teluknaga.


Pencuri Motor Milik Polwan di Bangkalan Tertangkap, Berulang Kali Bobol Kos-kosan

5 hari lalu

Kapolres Bangkalan AKBP Febri Isman Jaya merilis penangkapan pencuri motor anggota polisi wanita (polwan) di Polres Bangkalan, Senin 22 April 2024) (ANTARA/ HO-Polres Bangkalan)
Pencuri Motor Milik Polwan di Bangkalan Tertangkap, Berulang Kali Bobol Kos-kosan

Kedua pencuri motor itu mengaku sudah beberapa kali membobol kos-kosan sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM).


Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

6 hari lalu

Patung Raja Ramses II terlihat dalam perjalanan ke Museum Agung Mesir di Kairo, Mesir 25 Januari 2018. REUTERS
Mesir Sambut Patung Raja Ramses II Berusia 3.400 Tahun yang Sempat Dicuri

Mesir menyambut pulang patung berusia 3.400 tahun yang menggambarkan kepala Raja Ramses II, setelah patung itu dicuri dan diselundupkan ke luar negeri


Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

8 hari lalu

Rumah hancur akibat petasan di di Dusun Sembilangan Timur, Desa Sembilangan, Kecamatan Kota, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, 19 April 2024. TEMPO/Musthofa Bisri
Petasan Pernikahan Hancurkan Rumah Calon Pengantin di Madura, Seorang Kerabat Tewas

Petasan yang hendak dibawa ke rumah calon mempelai wanita tersebut meledak hingga menghancurkan rumah dan menewaskan seorang kerabat.


Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

9 hari lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

9 hari lalu

Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk
Perampok Gasak Emas Rp 253 Miliar di Kanada, Terbesar dalam Sejarah

Polisi Kanada menangkap sembilan orang yang diduga melakukan pencurian emas terbesar dalam sejarah.


Mayat Wanita Muda asal Karanganyar Ditemukan di Parit di Sukoharjo Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Buru Pelaku

9 hari lalu

Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo Ajun Komisaris Besar Polisi Sigit (dua dari kiri) memberikan penjelasan tentang kasus dugaan pembunuhan terhadap seorang wanita asal Kabupaten Karanganyar dalam konferensi pers yang digelar di Mako Polres Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis, 18 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mayat Wanita Muda asal Karanganyar Ditemukan di Parit di Sukoharjo Diduga Korban Pembunuhan, Polisi Buru Pelaku

Sigit mengatakan untuk sementara ini diduga pembunuhan terhadap wanita muda itu karena motif pencurian.


Pengutil 2 Sabun Wajah Seret Seorang Kasir di Minimarket Semarang, Jual Barang Curiannya Rp 80 Ribu

11 hari lalu

Kapolsek Pedurungan Kompol Dina Novitasari. Humas Polri
Pengutil 2 Sabun Wajah Seret Seorang Kasir di Minimarket Semarang, Jual Barang Curiannya Rp 80 Ribu

Aksi pengutil di sebuah minimarket di Jalan Tlogosari Semarang itu viral karena seorang kasir yang mencoba menangkapnya terseret motor lalu terjatuh.


Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

14 hari lalu

Penumpang pesawat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saat berlakunya aturan baru bea cukai mengenai pembatasan jumlah barang dari luar negeri dan jastip di Kota Tangerang, 15 Maret 2024. TEMPO/Martin Yogi Perdamean
Puncak Arus Balik, Polisi Imbau Waspada Pencurian Bagasi Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengalami lonjakan saat arus balik lebaran