TEMPO.CO, Jakarta - Hasil sigi nasional Poltracking Indonesia pada 1-7 Januari 2024 memposisikan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berada di posisi wahid dengan perolehan 46,7 persen. Sementara itu, pasangan capres-cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berada di posisi kedua dengan 26,9 persen, sedangkan Ganjar-Mahfud Md di posisi juru kunci dengan 20,6 persen.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Patria Gintings, mengatakan pihaknya menghormati hasil lembaga survei yang metodenya ilmiah meski menempatkan posisi Ganjar-Mahfud di bawah. Patria mengklaim hasil survei internal lembaganya posisi Ganjar-Mahfud meningkat.
“Terkait elektabilitas di berbagai survei, kami menghormati survei-survei yang metodenya ilmiah. Di internal kami justru survei-nya menunjukkan posisi Ganjar-Mahfud meningkat,” kata Patria saat dihubungi pada Ahad, 21 Januari 2024.
Meski demikian, Patria menyebut ada benang merah dari hasil lembaga survei yang muncul, yakni Pilpres 2024 akan dilakukan dua putaran. Namun, dia mengatakan ada pihak yang tidak ingin Pilpres terjadi dua putaran.
“Yang kami bingung mengapa ada pihak-pihak atau oknum-oknum dari salah satu paslon yang sepertinya tidak siap kalau pilpres harus masuk putaran kedua. Bahkan beberapa langkahnya malah cenderung menunjukkan kekhawatiran kalau pilpres masuk putaran kedua,” kata dia.
Poltracking Indonesia menyelenggarakan survei nasional dengan pengambilan data lapangan dilakukan pada awal 2024, yaitu pada 1-7 Januari. Metode yang digunakan adalah stratified multistage random sampling.
Sementara itu, sampel pada survei ini adalah 1.220 responden dengan margin of error +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Klaster survei menjangkau 34 provinsi seluruh Indonesia secara proporsional berdasarkan data jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2024, sedangkan stratifikasi survei ini adalah proporsi jenis kelamin pemilih.
“Metode sampling representasi seluruh populasi pemilih secara lebih akurat. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan teknologi aplikasi terhadap responden yang telah terpilih secara acak,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda, melalui keterangan tertulisnya, Jumat, 19 Januari 2024.
Pilihan Editor: Di Balik Isu Keinginan Sri Mulyani Mundur dari Kabinet
