TEMPO.CO, Solo - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi usulan agar Gibran Rakabuming Raka mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo. Usulan itu sebelumnya dikemukakan ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Solo, YF Sukasno.
Rudy, sapaan akrab FX Hadi Rudyatmo, mengatakan keputusan mundur atau tidaknya dari jabatan Wali Kota Solo memang tergantung pada diri Gibran sendiri. Namun menurut Rudy, pencalonan Gibran sebagai wakil presiden (wapres) di ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 itu akan cukup menyita waktunya.
"Ya mestinya semua tergantung pada Mas Gibran sendiri. Mencalonkan diri sebagai wakil presiden itu kan butuh waktu yang cukup, harapannya biar fokus kan? Saya waktu mencalonkan sebagai wali kota saja mundur. Karena kalau tidak mundur ya saya nggak bisa fokus untuk kampanye wali kota dan wakil wali kota waktu itu. Ya tapi kalau itu (mundur) terserah Mas Gibran," ujar Rudy saat ditemui awak media di kediamannya di Pucang Sawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah, seusai Senam Indonesia Cinta Tanah Air (Sicita) yang digelar dalam rangkaian acara perayaan HUT ke-51 tahun PDIP, Ahad, 21 Januari 2024.
Namun Rudy mengingatkan jika kesibukan kampanye Gibran sebagai cawapres itu berimbas terhadap pelayanan kepada masyarakat, tentu saja rakyat yang akan berbicara. Menurutnya jika itu terjadi, maka Gibran semestinya segera berbuat sesuatu untuk menyikapi hal itu.
"Ya kalau sampai pelayanan kepada masyarakat sampai terganggu tentunya rakyatlah yang nanti akan bicara, karena kan katanya dipilih rakyat? Kalau pelayanan kepada rakyat terganggu ya silakan omong sendiri. Ya jangan lalu jawabannya 'Ya terima kasih atas masukannya.' Namun apa yang akan diperbuat?" tuturnya.
Rudy juga menyoroti janji-janji kampanye Gibran saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo dulu, yang saat ini masih ada beberapa yang belum terealisasi. Dia mencontohkan janji Gibran kepada pelaku UMKM untuk melakukan packaging agar produk UMKM itu bisa punya harga jual lebih tinggi.
"Janji mau packaging mendoan, mau packaging telur puyuh, itu belum direalisasi. Saya yang ditagih, 'Pak kapan Pak ini supaya harga mendoannya bisa lebih mahal dan packagingnya kaya apa?'. Ya aku ora ngerti nuh (saya tidak tahu), aku ora rumangsa janji mackaging mendoan karo telur puyuh (saya tidak merasa pernah berjanji akan mengemas mendoan dan telur puyuh) kok," ucap dia.
Saat ditanya apakah usulan agar Gibran mundur itu dikomunikasikan juga kepada jajaran DPP PDIP, Rudy mengatakan tidak. "Ngapain? Menurut saya itu kedewasaan berpikir saja, kedewasaan dalam mengambil sebuah keputusan. Memang (dari Gibran) banyak misi yang belum dilaksanakan, banyak yang belum terealisasi," katanya.
SEPTHIA RYANTHIE