TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa bakal segera bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Menurut Gubernur Jawa Timur itu, dirinya akan mengirimkan surat penonaktifan dari kepengurusan Muslimat NU sebelum resmi masuk TKN.
"Nanti malam saya akan menyampaikan surat kepada PBNU untuk nonaktif karena saya juga salah satu Ketua PBNU," kata Khofifah di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat pada Sabtu, 20 Januari 2024. Dia baru saja usai menggelar acara peringatan Hari Lahir NU ke-101 dan Muslimat NU ke-78 di tempat yang sama.
Khofifah menyatakan akan bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran besok, 21 Januari 2024. "Besok insya Allah baru masuk TKN. Jadi insya Allah mulai besok saya nonaktif," ujar Khofifah.
Diketahui, gelaran acara Harlah NU dan Muslimat NU tahun ini sempat menuai kritik. Alasannya, beberapa pihak menganggap acara itu sengaja digelar sebelum Khofifah nonaktif dari kepengurusan Muslimat NU. Padahal, dia sudah menyatakan diri sebagai pendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Kabar politisasi acara Harlah Muslimat NU ke-78 juga mencuat lantaran hari peringatan yang tak sesuai dengan tanggal didirikannya organisasi tersebut. Jika merujuk pada kalender Masehi, peringatan itu seharusnya dilaksanakan pada 29 Maret. Sebagian orang pun menyangka acara itu sengaja digelar lebih dulu sebelum Pilpres 2024 dilaksanakan pada 14 Februari nanti.
Namun, Khofifah membantah kabar tersebut. Dia menjelaskan bahwa peringatan Harlah Muslimat NU mengikuti sistem penanggalan Hijriah, yang jatuh pada 26 Rabiul Akhir. Adapun tanggal tersebut sebenarnya telah berlalu pada November 2023.
Khofifah berujar tanggal 20 Januari dipilih untuk merayakan Harlah karena berada di tengah-tengah tanggal hari lahir menurut kalender Masehi dan Hijriah. "Jadi ini bukan dimajukan, ini di tengah-tengah antara Hijriah dan Masehi. Hijriah 26 Rabiul Akhir, sekarang sudah masuk 8 Rajab," kata dia.
Khofifah juga mengungkapkan bahwa Harlah NU ke-101 seharusnya jatuh pada 16 Rajab atau bertepatan dengan 31 Januari 2024. Akan tetapi, dia menyatakan acara itu dilaksanakan hari ini karena Muslimat NU sering melakukan acara berbarengan dengan PBNU.
"Kenapa kita sangat sering merangkaikan? Karena pada dasarnya keberseiringannya pada badan-badan otonom, dengan PBNU harus dilakukan di mana saja," ujar Khofifah.
Khofifah pun menyangkal tuduhan pihaknya menggunakan acara Harlah NU dan Muslimat NU untuk mendapat dukungan politik di Pemilu 2024. "Apa yang ada di dalam prosesi ini, apa ada simbol-simbol, apa ada logo-logo atau ada apa yang patut diduga (mendukung salah satu paslon)?" ucapnya.
Khofifah berujar tidak ada yang harus dicurigai dari gelaran acara tersebut. "Saya rasa enggak ada sesuatu yang patut dicurigai, kecuali yang memang hatinya curiga," kata dia.
Pilihan Editor: Jokowi Minta Politikus PDIP untuk Dimediasi Bertemu Megawati