TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan membahas soal Laut Cina Selatan saat bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr di Manila besok Rabu besok, 10 Januari 2024. Ketegangan terjadi di Laut Cina Selatan dalam beberapa pekan terakhir karena Cina dan Filipina, yang bersekutu dengan Amerika Serikat, sama-sama intens melakukan patroli kapal tempur di wilayah yang juga berbatasan dengan Indonesia .
“Salah satunya itu (membahas ketegangan Laut Cina Selatan),” kata Jokowi mengenai agenda pertemuan dengan Marcos, sebelum berangkat ke Filipina di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Selasa, 9 Januari 2024.
Presiden tidak mengelaborasi pernyataannya. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Lalu M. Iqbal enggan membeberkan agenda yang akan dibahas dalam bilateral presiden dan Marcos.
“Besok akan ada pernyataan resmi dari menlu soal pertemuan bilateral,” katanya melalui pesan singkat.
Ketegangan di Laut Cina Selatan
Angkatan laut dan udara Cina menggelar patroli di Laut Cina Selatan pada 3-4 Januari 2024. Hal tersebut diumumkan ketika Filipina dan Amerika Serikat sedang melakukan patroli gabungan selama dua hari di jalur air yang sangat strategis tersebut.
Militer Tiongkok mengatakan pasukan di wilayah tersebut akan berada dalam siaga tinggi setiap saat, dan akan mempertahankan kedaulatan nasional, keamanan, dan hak maritim mereka. Patroli tersebut juga bertujuan untuk mencegah aktivitas yang mengganggu Laut Cina Selatan dan menciptakan “titik panas”.
Beijing dan Manila saling melontarkan tuduhan tajam dalam beberapa bulan terakhir atas beberapa pertikaian di Laut Cina Selatan, termasuk tuduhan bahwa Tiongkok menabrak kapal yang membawa kepala staf angkatan bersenjata Filipina pada awal bulan ini.
Indonesia berkomitmen selesaikan kode etik soal Laut Cina Selatan bersama negara lain
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia siap bekerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya untuk menyelesaikan kode etik yang telah lama tertunda untuk Laut Cina Selatan.
“Di Laut Cina Selatan, Indonesia siap bekerja sama dengan seluruh negara anggota ASEAN termasuk Filipina untuk menyelesaikan Kode Etik secepatnya,” kata Retno pada konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Filipina, Enrique Manalo, di Manila, seperti dikutip dari Reuters.
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Cina selama bertahun-tahun telah mencoba menciptakan kerangka kerja untuk menegosiasikan kode etik – sebuah inisiatif yang sudah ada sejak tahun 2002. Namun kemajuannya berjalan lambat meskipun ada komitmen dari semua pihak untuk memajukan dan mempercepat proses tersebut. proses.
Cina mengklaim seluruh Laut Cina Selatan – wilayah perairan yang melingkar sejauh 1.500 km (900 mil) di selatan daratan Tiongkok. Laut Cina Selatan memotong zona ekonomi eksklusif Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Keputusan pengadilan arbitrase internasional pada 2016 membatalkan sebagian besar klaim Tiongkok. Keputusan itu kemudian ditolak oleh Beijing.
Selain ke Filipina, Presiden Jokowi juga melakukan kunjungan ke Vietnam dan Brunei Darussalam. Selain untuk melakukan pertemuan Bilateral, kunjungan ini juga dilakukan karena presiden mendapatkan undangan dari Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah, untuk perkawinan anaknya, yaitu Pangeran Mateen.
DANIEL A. FAJRI| REUTERS