TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pertimbangan Timnas Anies-Cak Imin (AMIN) Hermawi Taslim menanggapi ihwal sentimen positif yang didapatkan Capres Anies Baswedan usai debat capres. Ia mengatakan sentimen positif tersebut hasil olah kontrol emosional yang baik.
"Yang kita ingatkan berkali-kali sama beliau tentang kontrol emosi, jaga penguasaan panggung serta tetap tampil prima hingga akhir betul-betul beliau perhatian," katanya saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, Selasa, 9 Januari 2024.
Sebelumnya, Drone Emprit menganalisa perbincagan di X berkaitan sentimen warganet terhadap tiga capres. Anies mendapatkan sentimen positif lebih tinggi dibanding Prabowo maupun Ganjar. Anies mendapat sentimen positif mencapai 76 persen, Prabowo hanya 40 persen dan Ganjar 72 persen.
Analisis Drone Emprit dilakukan pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Analisis dilakukan terhadap pembicaraan warganet di media sosial X dengan sejumlah kata kunci untuk ketiga calon presiden.
Hermawi mengatakan pada penampilan Anies di debat ketiga capres pada Ahad lalu, Timnas menyiapkan perencanaan lebih rapi. Timnas menyiapkan empat tim dengan fokus berbeda. Mereka bertugas menyampaikan penekanan pada materi-materi yang didebatkan.
Debat capres dilaksanakan di Istora, Kompleks Stadion Gelora Bung Karno di Jalan Senayan, Jakarta Pusat. Komisi Pemilihan Umum menetapkan tema debat capres terkait Pertahanan, Keamanan, Geopolitik, Hubungan Internasional, dan Globalisasi.
Isu yang mendongkrak sentimen positif
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyebut Anies diapresiasi karena berani menyerang narasi “Let Him Cook” dan memaparkan banyak data. Sementara, Prabowo mendapat sentimen positif karena berhasil berikan serangan ke Anies soal standar etika.
“Dan naikkan diksi baru omon-omon yang ditanggapi secara jenaka,” kata Ismail dalam keterangannya di akun X-nya. Ismail telah mengizinkan Tempo untuk mengutip pernyataannya. Omon-omon yang dimaksud adalah omong-omong namun disebut dengan gaya penuturan Prabowo.
Sementara itu, Ganjar mendapat sentimen positif karena dia diapresiasi atas performa debatnya yang disebut bagus. Selain itu, sentimen itu juga berasal dari pernyataan Prabowo yang kerap sepakat dengan Ganjar. “Ganjar dianggap mendinginkan suasana,” kata Ismail.
Sentimen negatif
Dalam analisis Drone Emprit sentimen negatif justru paling tinggi diperoleh Prabowo yang mencapai 40 persen, sementara Anies Baswedan 14 persen dan Ganjar 11 persen.
Prabowo disebut mendapat sentimen negatif karena mudah terpancing dan kerap memotong pembicaraan lawan debatnya. Selain itu, Fahmi menyebut Prabowo sentimen itu juga berasal dari sikap Prabowo yang kerap setuju dengan Ganjar, tetapi pernyataannya dipatahkan oleh bekas Gubernur Jawa Tengah itu.
Selain itu, ada Prabowo juga dinilai tidak bisa membuka data di forum debat. “Ajak diskusi terbuka kedua calon, disebut tidak bisa membuka data di forum debat,” kata Ismail.
Selanjutnya, sentimen negatif terhadap Anies berasal dari terlalu seringnya bekas Gubernur DKI ini menyerang personal lawan debat dan terlalu banyak bicara. “Kurang sampaikan gagasan dan programnya,” kata Ismail.
Sentimen negatif terhadap Ganjar, kata Ismail, berasal dari kurang bermain api alias cari aman di awal debat. Selain itu, kompaknya Ganjar dan Anies juga memicu sentimen negatif dari warganet. “Ganjar dan anies kompak sikat Prabowo,” kata Ismail.
Selain itu, dalam percakapan di media sosial, Fahmi menunjukkan Anies paling banyak diperbincangkan di media sosial daripada Prabowo maupun Ganjar. Hasil analisis Drone Emprit menunjukkan pembicaraan warganet di Twitter atau X terhadap Anies Baswedan mencapai 61 ribu, sedangkan Prabowo 40 ribu, dan Ganjar 42 ribu.
Pilihan Editor: Anies Panen Singkong di Gorontalo: Berhasil, Tanpa Perlu Program Food Estate